Polemik Angka COVID-19 di Jateng, Ganjar Siap Dipanggil Jokowi

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sumber :
  • Dwi Royanto/VIVAnews.

VIVA – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku siap bertanggung jawab atas penanganan COVID-19 yang terjadi di Jawa Tengah. Terlebih, ketika Presiden Jokowi menyoroti terjadi penambahan kasus COVID-19 secara drastis di DKI Jakarta dan Jawa Tengah.

PDIP: Jateng Bukan Kandang Banteng, tapi Kandang ‘Partai Cokelat’

Ganjar siap menjelaskan kontroversi data penambahan kasus COVID-19 di Jateng kepada Jokowi. Sebab, berdasarkan data Pemprov Jateng, tidak ada penambahan sebanyak 2.036 kasus pada 29 November 2020, tapi 844 kasus.

"Supaya tidak emosi, semua tenang tidak saling menyalahkan, Gubernur Jawa Tengah bertanggung jawab dan siap dipanggil, siap clearance, siap membetulkan dan terakhir siap dihukum," kata Ganjar dilansir tvOne, Selasa, 1 Desember 2020.

Analisis Pengamat soal Penyebab Utama PDIP Usung Andika-Hendi Kalah di Jateng

Ganjar menegaskan Pemprov Jawa Tengah serius melakukan penanganan COVID-19, termasuk tak henti-hentinya mengkampanyekan kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan 3M dan tidak membuat kerumunan.

"Kami di minggu terakhir ini tes (COVID-19) kami sudah 70 ribu, dan jauh melebihi WHO, kalau tidak salah kami kedua terbanyak setelah DKI," ujarnya.

Pengamat Politik: Kekalahan PDIP di Pilkada Jateng Pengaruh Prabowo dan Jokowi

Sementara itu, soal kenaikan angka COVID-19 di Jateng ini sempat disorot Presiden Jokowi saat memimpin rapat kabinet terbatas di Istana Negara, Senin. Ganjar menyebut ada kesalahan data yang diterima Satgas COVID-19 pusat terhadap data laporan kasus COVID-19 harian di Jateng. 

"Kesalahan data ini terjadi kali keempat, catatan kami 844 itu bukan 2.036, di tanggal 29 (November) segitu. Maka kita punya perbedaan 1.192," kata Ganjar

Menurutnya, kesalahan data kasus harian COVID-19 Jateng yang dirilis pusat ini sudah yang keempat kalinya terjadi. Rata-rata kesalahan yang terjadi adalah penggabungan data COVID-19 real time dengan data delay. Belum lagi ada data kasus yang masih membutuhkan validasi lebih lanjut.

Untuk penambahan angka COVID-19 di Jateng sebanyak 2.036 kasus yang dirilis pusat, Ganjar langsung memerintahkan jajarannya untuk mengecek ke lapangan. Hasilnya, memang ditemukan banyak data ganda.

"Saya usul nih, kalau datanya masih ragu jangan di-launching, karena kami siap integrasikan data. Bahkan setelah ini rame malah ada yang marah-marah ke saya, saya sampaikan tidak, kami 844, angka 2.036 dari mana?" terang Ganjar.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyoroti peningkatan kasus positif COVID-19 secara drastis di DKI Jakarta dan Jawa Tengah dalam sepekan terakhir ini.

Demikian disampaikan Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas dengan topik "Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional" yang diikuti para menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka Jakarta, Senin, 30 November 2020.

"Saya ingin ingatkan bahwa ada dua provinsi yang menurut saya perlu perhatian khusus karena peningkatan dalam minggu ini, dalam 2-3 hari ini peningkatannya sangat drastis sekali yaitu Jawa Tengah dan DKI Jakarta," kata Presiden Jokowi.

Baca juga: Anies Baswedan Positif Corona

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya