Gunung Semeru Keluarkan Lava Pijar, Jalur Pendakian Ditutup
- VIVA.co.id/D.A Pitaloka
VIVA – Aktivitas Gunung Semeru di Jawa Timur meningkat sejak Jumat, 27 November 2020, yang ditandai dengan turunnya lava dari kawah Jonggring Saloko dan terlihat lebih besar skalanya dari hari biasa.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) memutuskan untuk menutup jalur pendakian sejak Senin, 30 November, hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
"Berdasarkan laporan tersebut, Balai Besar TNBTS menutup sementara pendakian ke Gunung Semeru per tanggal 30 November sampai dengan batas yang belum ditentukan. Keputusan ini dilakukan dengan mengutamakan kepentingan keselamatan jiwa pendaki," kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Balai Besar TNBTS, Sarif Hidayat.
Baca: Nestapa Gunung Semeru Kini Banyak Sampah Tisu Basah Bekas Cebok
Langkah yang dilakukan oleh Balai Besar TNBTS, katanya, menerjunkan personel untuk membantu mengevakuasi para pendaki yang masih berada di kawasan Gunung Semeru. Mereka juga bertugas menyisir untuk memastikan kawasan Semeru telah steril dari pendaki.
“Kita ambil upaya preventif untuk keselamatan jiwa pendaki. Harapannya semua pendaki hari ini sudah balik semua. Di masa pandemi, kebijakannya pendakian memang hanya dua hari satu malam,” ujar Sarif.
Berdasarkan pengamatan petugas di Pos Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Lumajang, kepulan asap membumbung tinggi terjadi beberapa kali. Sedangkan untuk visual gunung lebih banyak tertutup kabut. Letusan gunung teramati tiga kali dengan ketinggian asap mencapai 100 meter dengan warna asap putih tebal yang condong ke arah barat daya.
Catatan petugas Balai Besar TNBTS guguran dan lava pijar teramati terjadi sebanyak 13 kali dengan jarak luncur 500 hingga 1.000 meter. Luncuran terhitung dari ujung lidah lava ke arah besuk kobokan (ujung lidah lava 500 meter dari puncak) dengan amplitudo terekam 12 milimeter lama gempa 1.994 detik. Meski begitu, status Gunung Semeru masih dalam level II atau waspada.