Aksi Sadis Kelompok Ali Kalora, BIN: Mereka Terapkan Teori Kebiadaban

Prajurit TNI Satuan Tugas Operasi Tinombala di pegunungan Kampung Maros, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Selasa, 20 Desember 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Abdullah Hamann

VIVA –  Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora menyedot perhatian publik karena diduga melakukan aksi sadis membunuh empat warga Sigi, Sulawesi Tengah. Ali Kalora dengan MIT memang memiliki rekam jejak brutal dalam melakukan aksi kekerasan.

Kronologi Serangan Teroris di Fasilitas Dirgantara Turki

Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto, mengatakan sejak Santoso meninggal, kekuatan MIT terus mengecil. Dengan cara gerilya ke hutan, kelompok ini memang sering mengandalkan warga sekitar hutan untuk meminta logistik makanan.

Menurut dia, jika tak diberikan makanan maka kelompok ini nekad melakukan aksi brutal kepada warga. Wawan bilang kelompok MIT ini terafiliasi dengan kelompok ISIS.

Balas Dendam Atas Serangan Teroris, Turki Serang Irak dan Suriah

"Mereka menerapkan teori kebiadaban, mereka membunuh sesadis-sadisnya untuk menekuk mental lawannya. Ini juga dilakukan oleh ISIS di sana," kata Wawan, dalam acara Kabar Petang tvOne, yang dikutip VIVA Senin, 30 November 2020.

Dia mengatakan untuk membuat mental lawan takut, kelompok ini secara sadis memang biasa menyembelih leher korban. 

Serangan Teroris Guncang Ankara Turki, 5 Orang Tewas 22 Luka-luka

Baca Juga: Sembunyikan DPO Teroris, Istri Ali Kalora Ditangkap Densus 88

Meski mengecil, kekuatan MIT menurutnya saat ini bertambah 2 atau 3 orang. Dengan demikian, Ali Kalora Cs ini ditaksir berjumlah 10 orang.

"Awalnya tujuh sekarang jadi 10 ini. Ada rekruitmen baru," ujar Wawan.

Sementara, pengamat terorisme, Al-Chaidar mengatakan aksi sadis MIT dilakukan karena ingin menunjukkan eksistensi dan afiliasi kepada ISIS yang masih berdenyut. Kata dia, dengan kebrutalan terhadap korban maka memperlihatkan gerakan teror mereka masih bergerak di wilayah Tanah Air.

"Dan mereka berharap bahwa pihak-pihak yang tadinya sudah terafiliasi dengan ISIS di Suriah itu akan kembali mendukung mereka. Karena dukungan terhadap MIT ini cukup besar sebenarnya. Baik dari Filipina, Indonesia, bahkan Uighur," ujar Al-Chaidar.

Pun, ia menyampaikan teror mereka karena terdorong motif teologis yang sangat kuat. Menurutnya, dalam setiap aksinya, MIT selalu anggap orang-orang kafir sebagai sasaran.

"Kelompok ini dulu afiliasinya ke Al-Qaedah. Kemudian hadirnya ISIS di tahun 2014, mereka lalu berubah afiliasinya," katanya.

Sebelumnya, empat warga Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah yang diduga dibunuh kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora. Empat korban dieksekusi dengan sadis oleh Ali Kalora Cs.

Peristiwa sadis itu terjadi sekitar pukul 09.00 WITA di kediaman korban di Dusun ST 2 Lewono. Saat itu, kelompok biadab ini sebelum membunuh sempat menyandera empat korban. Salah satu korban yaitu Ulin, berhasil melarikan diri. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya