Edhy Prabowo Ditangkap, Kader Gerindra Malah Minta Prabowo Mundur

Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono.
Sumber :
  • VIVA/Agus Rahmat

VIVA – Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengapresiasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berhasil menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo

Untuk Pilkada Jakarta, Prabowo Subianto Buat Surat Ajak Warga Pilih RK-Suswono

Edhy ditangkap KPK beserta anggota keluarganya dan pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan usai melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Edhy disinyalir terlibat dugaan korupsi terkait perizinan ekspor benih lobster atau benur.

"Ini membuktikan kalau KPK betul-betul engine penangkap koruptor yang paling terbaik di indonesia," kata Poyuono kepada awak media, Rabu, 25 November 2020.

Gerindra Targetkan Wahono-Nurul Menang 80 Persen di Bojonegoro

Baca juga: Ekspor Benih Lobster Melonjak Drastis Usai Direstui Edhy Prabowo

Puyuono lebih jauh meminta masyarakat mendukung KPK terkait penangkapan orang dekat Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto itu. Menurut Poyuono, penangkapan Edhy oleh KPK menjadi tamparan keras bagi Prabowo.

Beri Dukungan, Prabowo Yakin Andra Soni Mampu Perbaiki Hidup Warga Banten

"Ternyata mulut yang sudah berbusa-busa dengan mengatakan korupsi di Indonesia sudah stadium empat ternyata justru Edhy Prabowo, anak buahnya dan asli didikan Prabowo sendiri justru menjadi menteri pertama di era Jokowi yang terkena operasi tangkap tangan," ujarnya.

Seharusnya, kata Poyuono, sejak awal, Prabowo yang Menteri Pertahanan itu mengingatkan dan melarang para kader Gerindra dan keluarganya memanfaatkan kekuasaan untuk berbisnis.

"Contoh saja izin ekspor lobster banyak yang diberi izin kepada perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan kader Gerindra dan keluarga. Tapi nyata (Prabowo) justru mendiamkan saja dan bisu seribu bahasa," ujarnya.  

Poyouno menuturkan, dengan ditangkapnya Edhy prabowo maka tamat sudah cita-cita Prabowo menjadi Presiden Indonesia. Tidak hanya itu, menurut dia, penangkapan Edhy juga akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Gerindra. 

Oleh karena itu, Poyuono menegaskan, Prabowo harus bertanggung jawab kepada masyarakat pemilih Gerindra atas ketidakmampuan menjaga disiplin para kadernya yang berpotensi menghancurkan marwah partai. 

"Atau jika Prabowo gentleman, dia harus mundur dari kabinet Jokowi-Maruf Amin serta mundur dari Gerindra," ucapnya. (ase)

Baca juga: REI Usul Anggaran Kredit Rumah MBR Ditunda Selama Pandemi

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya