Plengsengan Proyek Jembatan di Kota Malang Ambrol
- VIVA/Lucky Aditya (Malang)
VIVA – Plengsengan jembatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur yang sedang dalam tahap pembangunan ambrol. Dengan ketinggian 10 meter, plengsengan itu ambrol dengan lebar sekitar 20 meter. Lokasinya persis di bawah jembatan Kedungkandang.
Ambrolnya jembatan itu disebut akibat intensitas hujan tinggi di Kota Malang yang terjadi sejak Minggu siang, 22 November 2020.
Kepala Dinas PUPR Kota Malang, Hadi Santoso mengatakan, pembangunan plengsengan di bawah jembatan Kedungkandang baru saja selesai dibangun pada Sabtu, 21 November 2020. Sehari kemudian atau pada Minggu malam plengsengan pun ambrol. Diperkirakan plengsengan ambrol pada pukul 20.00 WIB hingga 21.00 WIB.
"Tapi ambrolnya itu barengan dengan seberangnya. Di sisi timurnya itu bangunan yang lama itu juga ambrol. Artinya kemarin ambrolnya sekitar jam 8 hinga 9 (malam) itu posisi tidak hujan. Tapi mungkin air sungainya agak tinggi sehingga terjadi ambrol," kata Hadi Santoso dikonfirmasi, Senin, 23 November 2020.
Baca juga: Penerimaan Pajak per Oktober 2020 Capai Rp826,9 Triliun
Jembatan Kedungkandang, Kota Malang di Jalan Mayjend Sungkono saat ini memang sedang dalam pembangunan. Pekerjaannya dimulai sejak Agustus 2020 lalu dan ditargetkan rampung pada Desember 2020. Plengsengan yang ambrol berada di bawah Jembatan Kedungkandang. Rencananya bawah jembatan akan difungsikan sebagai jalur alternatif ketika arus lalu lintas di Jembatan Kedungkandang padat.
"Jadi pembangunan itu adalah plengsengan tambahan dari saya karena saya minta ada jalan dari sisi utara kalau mau belok ke jalan Muharto itu kalau ada crowded (kepadatan) bisa ke jalur bawah. Perbaikan karena ambrol nanti tidak hanya di jembatan saja tapi termasuk juga seberangnya, sisi timur, nanti saya pasang beton semuanya," ujar Hadi.
Setelah plengsengan ambrol, pekerja proyek langsung melakukan pengurukan tanah. Plengsengan yang awalnya berbahan batu akan diganti dengan beton untuk memperkuat plengsengan. Sebab, di bawah jembatan nantinya akan difungsikan sebagai jalur alternatif.
"Karena kalau batu yang di bawah yang sudah terpakai kalau dipakai lagi saya tidak mau. Kalau pondasinya tidak apa sebenarnya. Tapi tetap saya minta ganti beton. Karena di atasnya nanti sampai ke jalan," kata Hadi.
Sementara itu, Plh KBO sekaligus Kasubnit I Unit IV Sat Reskrim Polresta Malang Kota, Iptu Rudi Hidajanto setelah meninjau lokasi mengatakan, plengsengan yang longsor di bawah Jembatan Kedungkandang merupakan satu paket proyek pengerjaan. Hasil pengamatan polisi pembangunan plengsengan masih dalam pengerjaan, sehingga masih menjadi kewajiban pelaksana proyek.
"Saat ini masih dalam pengerjaan, masih kewajiban pimpro (pimpinan proyek) untuk memperbaiki. Bahkan setelah diserahkan masih ada masa perawatan sampai Desember tahun 2021 mendatang," kata Rudi.
Polresta Malang Kota memastikan tidak ada kerugian negara akibat proyek pembangunan plengsengan yang ambrol ini. Sebab, masih menjadi kewajiban pekerja proyek untuk memperbaikinya. Dia menyebut, penyebab utama plengsengan ambrol adalah faktor alam.
"Belum ada kerugian negara karena masih dalam pembangunan, ini masih satu kontrak dengan pembangunan jembatan dan plengsengan. Tidak mengganggu proyek, tidak ada risiko. Penyebabnya murni gangguan alam hujan deras kemudian bawahnya tergerus. Malam itu tidak ada yang tahu debit airnya seberapa," ujar Rudi.