Dukungan Vokasi Dinilai Kunci Cetak Kualitas SDM yang Mumpuni

Ilustrasi peserta pendidikan vokasi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Irfan Ilmie

VIVA – Pendidikan vokasi saat ini diharapkan punya konsep yang juga memprioritaskan kesesuaian kebutuhan industri. Untuk memenuhi itu, perlu dukungan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) agar bisa bersaing di dunia industri.

Rektor Baru UI Prof Heri Hermansyah Bakal Naturalisasi Tenaga Akademisi

Demikian disampaikan dalam acara "Santri Talking Fashion: Opportunity and Challenges". Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran (MICE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenperaf) Iyung Masruroh mengatakan, pendidikan vokasi punya keterkaitan erat dengan sektor industri.

Ia menyinggung, sebagai pendidikan yang menunjang penguasaan keahlian tertentu, vokasi ini bisa dikembangkan di bidang fashion. Kesempatan SDM lulusan SMK pun terbuka untuk bersaing menjawab tantangan dunia industri.

Anindya Bakrie Ungkap RI Dorong Investasi Asing yang Menciptakan Lapangan Kerja

Menurut dia, yang terpenting dalam bidang fashion saat ini punya keberanian berbisnis dengan dibekali kreativitas yang menunjang. Namun, dukungan pemerintah terutama pemerintah daerah juga jadi faktor penting untuk membantu pengembangan produk.

“Membuat desain yang payable. Dukungan pemerintah daerah juga dibutuhkan untuk membesarkan kreativitas peserta didik dalam membangun ketepatan brand yang dipilih serta target market yang harus menjadi perhatian,” ujar Iyung, dalam keterangannya, Sabtu, 21 November 2020.

Integrasi Teknologi dan Pendidikan untuk Mendongkrak Kualitas SDM

Baca Juga: Menteri Nadiem: Hadapi Asesmen Nasional, Siswa Tak Perlu Bimbel

Sementara itu, pimpinan Mata Air Foundation, Muhammad Abdul Idris, menjelaskan pentingnya konsep dasar pendidikan vokasi bagi SDM lulusan SMK. Untuk menunjang itu, perlu perhatian pemerintah dalam prosesnya.

Apalagi, dalam pendidikan saat ini, ada SMK dengan basis sistem pesantren yang jadi alternatif masyarakat.

"Untuk memperkuat link and match, perlu adanya inkubasi dan pendampingan sehingga SDM lulusan SMK harus menjawab tantangan dunia industri hari ini," kata Idris.

Photo :
  • Istimewa

Dukungan vokasi dari pemerintah dan pihak terkait saat ini dinilai penting untuk mencetak kualitas SDM yang mumpuni. Sebab, persaingan saat ini makin ketat.

Terkait itu, menurutnya, perlu ada kolaborasi yang solid antara SMK, pemerintah dan dunia industri. Kata dia, roadmap pengembangan dukungan pendidikan vokasi bisa disusun. 

Salah satunya bidang fashion yang dinilainya cocok dengan lulusan SMK. Dengan tambahan pendidikan vokasi maka bisa memunculkan skill tambahan bagi SDM seperti komunikasi.

“SMK ini harus benar-benar link and match. Jangan sampai hanya sampai kerja sama level MoU saja. Selain itu, kolaborasi pengembangan SMK adalah kunci," sebutnya.

Idris juga berharap ke depan agar metode promosi produk bisa bekerja sama dengan dunia usaha dan industri. Dengan demikian, lulusan vokasi ini bisa diterima di dunia kerja sebagai profesional atau akademisi yang melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

Dalam acara itu hadir pula Inovator Fashion SMK, Lisa Fitria. Sebagai alumni santri, ia mengajak pelajar SMK optimisme bisa bersaing di dunia industri.

Lisa menambahkan, dengan pengalamannya yang cuma lulusan pesantren tapi bisa berkeliling ke 15 negara untuk memamerkan karya fashion-nya.

“Ini pengalaman yang sering saya bagikan kepada adik adik SMK di berbagai daerah, agar mereka berani bermimpi untuk menjadi fashion desainer yang profesional," jelas Lisa. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya