Siaga Banjir, Ini Panduan Kesiapsiagaan Ala BPBD DKI

Banjir di permukiman warga kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta
Sumber :
  • VIVA/Kenny Putra

VIVA – Banjir di Jakarta awal Januari 2020 lalu menjadi pembelajaran bagi semua pihak dalam mempersiapkan diri menghadapi musim hujan saat ini yang berpotensi menyebabkan banjir di Jakarta.

Dari banjir yang terjadi di awal Januari, waktu yang tidak cukup dinilai menjadi faktor ketidaksiapan warga dalam menghadapi datangnya banjir yang tiba-tiba.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyampaikan, normalnya musim hujan terjadi pada Desember sampai Maret. Namun, Riza mengatakan, prediksi itu bisa meleset, sebab saat ini perubahan cuaca sedang melanda dunia.

“Kami minta masyarakat untuk bersiap, ada 82 kelurahan yang dilalui sungai Ciliwung yang dimungkinkan nanti terjadi genangan di sekitar sungai Ciliwung," ujarnya.

Dalam antisipasi penanganan di tengah situasi pandemi juga ada yang disesuaikan untuk mencegah massa yang berdekatan di tempat pengungsian.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Sabdo Kurnianto menyatakan, pihaknya masih terus melakukan persiapan untuk antisipasi banjir di Ibu Kota sesuai arahan Gubernur.

“Kita sudah berkoordinasi dengan Wali Kota sebagai komandan banjir di wilayah, para Camat, dan Lurah untuk menyiapkan tempat-tempat, bahkan dua sampai tiga kali lipat di lokasi pengungsian," kata Sabdo.

Ia pun menjelaskan, dalam upaya pencegahan klaster di pengungsian tidak akan menggunakan sekat-sekat, tapi lebih memilih pendekatan memanusiakan warga DKI Jakarta.

"Kita juga akan menyiapkan hotel bintang satu atau dua atau setara dengan wisma, agar tidak terjadi penularan di tempat pengungsian. Satu keluarga nantinya dapat menempati satu kamar, dengan demikian bisa mencegah penularan Covid 19, terutama di tempat pengungsian atau hotel, wisma, GOR, atau rumah kos," terangnya.

Meski upaya peringatan bisa datang dari komunitas terkecil dari RT/RW, namun upaya mengantisipasi banjir Jakarta juga bisa dilakukan mulai dari lingkungan keluarga.

Mengutip buku Panduan Kesiapsiagaan Bencana untuk Keluarga yang diterbitkan BNPB, langkah antisipatif perlu dilakukan dalam 3 fase, yakni sebelum banjir, saat banjir dan setelah banjir terjadi.

Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh setiap keluarga untuk mengantisipasi bencana banjir.

Sebelum Banjir Terjadi

1. Persiapan di dalam rumah

  • Tentukan peran dan tugas keluarga (saat banjir apa peran ayah, ibu, anak, dan ART)
  • Pastikan gas, instalasi listrik dan dokumen penting dalam kondisi aman
  • Siapkan tas siaga bencana untuk keluarga yang diletakan di tempat mudah terjangkau
  • Tas siaga bencana harus berisi barang untuk bertahan di 3 x 24 jam pertama
  • Pastikan jalur evakuasi keluar rumah kosong, tidak ada hambatan (meja, kursi, lemari, dll)
  • Memperhatikan keluarga yang sakit dan berkebutuhan khusus
  • Simak dan pakai aplikasi info banjir, cuaca dan status peringatan banjir dari instansi terkait
  • Pastikan bahwa keluarga mengetahui Tempat evakuasi akhir terdekat dari rumah
  • Pastikan rencana keluarga saat terjadi banjir (di mana titik kumpul dan jalur evakuasi)
  • Siapkan keluarga menghadapi evakuasi mandiri (berlatih renang, menyiapkan pelampung)
Teguh Setyabudi Rotasi Pejabat DKI, Kasatpol PP Jadi Wali Kota Jakpus

2. Persiapan di lingkungan

  • Membuat peringatan dini banjir di tempat yang sudah disepakati dan mudah terlihat berupa bambu atau papan untuk menunjukan ketinggian air
  • Bambu atau papan tersebut diberi warna berurutan (Hijau: aman, Kuning: waspada, Merah: bahaya)
  • Ketinggian bambu atau papan peringatan disepakati bersama
  • Periksa saluran pembuangan air (pastikan bebas dari sumbatan)
  • Periksa dan beri tanda tempat-tempat yang berpotensi membahayakan saat banjir. (Contoh sumur yang tak tertutup, bekas galian, pagar berduri dll)
  • Menyelaraskan rencana kedaruratan keluarga kita dengan tetangga, lingkungan RT, RW dan Kelurahan (sistem peringatan dini, jalur evakuasi, titik kumpul, dan bantuan kedaruratan)
  • Mengadakan pelatihan dan mensimulasikan bersama keluarga dan warga sekitar dalam penyelamatan banjir
BPBD Catat Becana Alam di Sumut Tewaskan 31 Orang

Saat Banjir Terjadi

1. Bila ketinggian air di level hijau (aman)

BPBD Imbau Warga DKI Jakarta yang Tinggal di Tepi Sungai Waspada Banjir
  • Menerima pengumuman dan pengarahan dari RT, RW atau petugas setempat untuk melakukan tindakan evakuasi mandiri
  • Siapkan obat-obatan, dokumen penting dan makanan yang mudah dibawa dan tahan lama.
  • Pindahkan barang elektonik
  • Jika memiliki hewan peliharaan atau hewan ternak, segera diungsikan

2. Bila Kondisi air di level kuning dan merah (bahaya)

  • Memutuskan aliran listrik
  • Membawa tas siaga bencana
  • Awasi anak-anak jangan sampai bermain air banjir di dalam maupun di luar rumah
  • Membawa keluarga dan anggota keluarga yang rentan/manula/berkebutuhan khusus ke tempat yang aman yang diarahkan oleh RT, RW atau petugas terkait sebagai langkah awal jauh sebelum air banjir meningkat

Sesudah Banjir Terjadi

  • Pastikan anggota keluarga dan barang yang diungsikan lengkap
  • Mendengarkan arahan lanjutan dari RT, RW dan petugas terkait
  • Jangan kembali ke rumah sebelum diperbolehkan dan dinyatakan aman
  • Periksa rumah (jika ada tanda-tanda dinding retak , atau kerusakan lainnya)
  • Jangan langsung masuk ke dalam rumah yang masih digenangi air, waspadai binatang beracun dan benda-benda berbahaya yang tersembunyi, lihatlah situasi dengan seksama
  • Buang bahan makanan yang terendam air banjir
  • Bersihkan seluruh perabotan atau pakaian yang terendam banjir
  • Bersihkan rumah dan lingkungan sekitar (bisa dengan kerja bakti bersama warga)
  • Melaporkan seluruh tindakan yang sudah dilakukan dan kerusakan serta kerugian ke RT, RW dan Petugas
  • Mengevaluasi rencana kesiapsiagaan keluarga
  • Membersihkan sumber air.

Sebagai informasi untuk mendapatkan info ter- update, masyarakat bisa mengakses website Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) DKI Jakarta. Atau memantau sosial media BPBD DKI Jakarta di Facebook, @BPDBJakarta di Twitter, @bpdbdkijakarta di Instagram dan fitur JakPantau di Aplikasi JAKI. Untuk bantuan darurat silakan hubungi Call Center 112.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya