BPBD Sumatera Barat Imbau Warga Waspadai Potensi Gempa Besar

Petugas BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, sedang memantau gempa bumi dengan magnitudo 6,3 pada Selasa pagi, 17 November 2020.
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Gempa dengan parameter awal magnitudo 6,3 yang kemudian dimutakhirkan menjadi 6,0, Selasa pagi, 17 November 2020, mengguncang tanah Sikerei (Sebutan Kabupaten Kepulauan Mentawai), Sumatera Barat.

Meski getaran dirasa cukup kuat di beberapa wilayah di Sumatra Barat, lindu itu tidak menimbulkan kerusakan bangunan maupun korban jiwa. Gempa juga dipastikan tidak berpotensi tsunami.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa itu merupakan jenis gempa dangkal yang terjadi akibat aktivitas penyesaran di Investigator Fracture Zone (IFZ) dekat dengan batas tumbukan lempeng.

Lindu dirasa sebagian warga di beberapa wilayah di Sumatera Barat, di antaranya, Kota Padang, Painan, Sipora, Solok, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Pasaman, Kerinci, Payakumbuh, Solok Selatan, dan Kota Padang.

Bahkan getaran juga dirasa hingga wilayah Kepahiang Bengkulu dan Kerinci Jambi. Meski demikian, hingga kini belum ada laporan kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi itu.

“Hasil monitoring BMKG, hingga kini belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock. Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, juga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” kata Rahmat.

Waspadai Gempa Besar

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Daerah BPBD Sumatera Barat, Rumainur, mengajak masyarakat Sumatera Barat untuk mewaspadai potensi gempa-gempa susulan dan gempa besar seperti yang pernah diprediksi oleh para ahli.

Kemensos Tegaskan Tak Ada Lagi Korban Gempa Bandung Konsumsi Singkong di Pengungsian

Berdasarkan keterangan para ahli dan pakar kegempaan, kata Rumainur, wilayah Sumatera Barat memiliki potensi gempa bumi besar dengan magnitudo 8,9 yang berasal dari patahan megathrust Mentawai. Jika itu terjadi, maka berpotensi memicu gelombang tsunami.

Prediksi para ahli dan pakar itu sudah dituliskan dalam dokumen Rencana kontijensin gempa dan tsunami sebagai acuan untuk mengantisipasi dan menekan dampak dan risiko.

Bantuan Kemensos untuk Korban Gempa Morotai Sudah Tiba di Lokasi

“Dokumen kontijensi itu terus kita review. Untuk mematangkan kembali dalam penanggulangan bencana gempa dan tsunami. Kita tidak tahu kapan itu terjadi. Yang jelas, Sumbar memiliki potensi gempa dan tsunami. Itu yang kita antisipasi terus,” ujar Rumainur.

Meski prediksi kekuatan gempa yang maha dasyat dengan gelombang tsunami mencapai enam hingga 10 meter yang tiba di garis pantai Padang sekitar 20 sampai 30 menit dan bisa menyapu kota Padang dengan jarak dua hingga lima kilometer itu, secara garis besar Sumatera Barat sudah siap.

Kemensos Salurkan Bantuan Tahap Kedua untuk Korban Gempa di Garut

Berbagai persiapan yang dilakukan selama ini dengan mengadakan pelatihan mitigasi bencana dengan skenario gempa besar dan tsunami. Selain itu, berbagai fasilitas penunjang lainnya juga sudah dipersiapkan. Sudah banyak shelter tsunami yang dibangun, tempat evakuasi sementara hingga rambu penunjuk arah tempat aman. (ase)

Baca: Ahli Prediksi Potensi Gempa M 8,9 dan Tsunami 10 Meter di Padang

Brigadir Jenderal Carla River dari Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat. VIVA/Dani Randi

Brigadir Jenderal Carla River Kenang Bantuan Militer AS untuk Aceh Pasca Tsunami 2004

Brigadir Jenderal Carla River dari Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat mengenang betul bagaimana pihaknya membantu Aceh saat tsunami yang memporak-porandakan aceh.

img_title
VIVA.co.id
11 November 2024