PSBB Transisi Diperpanjang, Anies Baswedan: Tetap Disiplin Terapkan 3M

Gubernur Anies Baswedan umumkan PSBB lebih ketat di Jakarta
Sumber :

VIVA – Pemprov DKI Jakarta memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi hingga 22 November 2020 mendatang. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 atau virus corona.

Dukung Perombakan Pejabat di Lingkungan Pemprov DKI, Pengamat: Tingkatkan Sinergitas Antar Birokrasi Dari DKI ke DKJ

Dalam keterangannya, WHO dan Kementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa, COVID-19 menyebar secara cepat melalui percikan droplet baik saat bersin/batuk maupun saat berbicara.

Dan memakai masker menjadi salah satu cara efektif untuk menahan droplet yang menyebar saat seseorang sedang berbicara dan bersin atau batuk.

Pemprov Jakarta Ungkap Pemadaman Lampu Serentak Turunkan Emisi Karbon hingga 66,49 Ton

Terlebih masih ada Orang Tanpa Gejala (OTG) disekitar masyarakat yang belum melakukan isolasi dengan baik, sehingga mewajibkan masyarakat memakai masker adalah upaya terbaik untuk menurunkan risiko penularan COVID-19.

Tingkat risiko penularan COVID-19 akan semakin menurun saat seseorang memakai masker terbagi menjadi 4 tingkat, yakni:

Program Kartu Lansia Jakarta (KLJ) Berikan Bantuan Rp900 Ribu, Cair Bertahap Lewat ATM Bank DKI

Pertama, apabila seseorang yang membawa virus (OTG) tidak menggunakan masker dan melakukan kontak dekat dengan orang rentan maka kemungkinan penularan mencapai 100%.

Kedua, OTG pakai masker, sementara kelompok rentan tidak memakai masker maka potensi penularan mencapai 70%.

Ketiga, OTG pakai masker, sementara orang sehat tidak pakai masker maka tingkat penularannya menjadi 5%, Keempat, jika keduanya pakai masker, maka potensi penularan hanya 1,5%.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan, meski berdasarkan data-data epidemiologis selama penerapan PSBB Masa Transisi kali ini kondisi wabah COVID-19 DKI Jakarta lebih terkendali dan menuju kategori aman, namun kita diminta makin waspada.

“Justru sekarang harus makin waspada, jangan sampai karena melihat kondisi penularan melambat lalu jadi tidak disiplin. Ingat, masih terjadi penularan meskipun melambat. Jadi, harus tetap disiplin protokol kesehatan khususnya 3M," ujarnya baru-baru ini.

Saat ini vaksin terbaik untuk mencegah COVID-19 adalah 3M. Beberapa negara yang memberlakukan denda jika ada warga yang tidak memakai masker di tempat umum di antaranya Thailand, Kanada, Malaysia, Singapura, menunjukkan tingkat keberhasilan pengendalian COVID-19 yang baik (Satgas COVID-19, 2020).

Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa memakai masker adalah cara yang paling tepat. Oleh sebab itu, terus menerus digaungkan agar masyarakat memakai masker secara benar, dengan menutup bagian hidung hingga bawah dagu dengan baik.

Selain memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan juga turut menurunkan risiko penularan  COVID-19.

Karena jika menerapkan cuci tangan pakai sabun, risiko penularan turun dari 35% menjadi 65%. Memakai masker kain menurunkan risiko penularan menjadi 45%, dengan memakai masker bedah risiko penularan turun 70%.

Menjaga jarak minimal 1 meter dapat menurunkan risiko penularan hingga 85%. Maka, dengan menggabungkan memakai masker dengan benar, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun, risiko penularan COVID-19 semakin rendah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya