Klaster COVID-19 di Pesantren, Ridwan Kamil Intensifkan Tracing Ustadz
- Adi Suparman/ VIVA.
VIVA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil hari ini menjelaskan upaya memutus mata rantai penularan virus corona atau COVID-19 pada klaster pesantren. Salah satunya, mulai mengintensifkan pelacakan kepada ustadz atau guru dan pengunjung pesantren.
Klaster pesantren terjadi di pondok pesantren Kabupaten Cianjur yang mengakibatkan 66 santri positif COVID-19 yang diduga tertular kunjungan orang tua santri. Begitu juga terjadi di salah satu pesantren di Depok.
"Sudah sangat intensif, dari bulan lalu sejak di Kuningan, Tasikmalaya, Sukabumi mengemuka, mayoritas guru-gurunya dan orang hilir mudik ternyata sumbernya (penularan)," ujar Ridwan Kamil di Subang, Rabu 11 November 2020.
Baca juga: 40 Santri Berikut Pengasuh di Ponpes Depok Positif COVID-19
Ridwan Kamil memastikan berdasarkan penelusuran, bahwa klaster pesantren muncul bukan dari keteledoran santri menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Santri, menurutnya, masuk katagori yang patuh terhadap peraturan pesantren maupun COVID-19.
"Bukan dari muridnya sehingga testing COVID-19 kita perbanyak di ustadz-ustadz, di guru-guru dan mereka yang hilir mudik karena kebanyakan santri itu disiplin tidak keluar dari pesantrennya," katanya.
Selain itu, Ridwan Kamil juga mengapresiasi terhadap pesantren yang masih konsisten belum membuka kegiatan belajar mengajar, karena potensi penularan COVID-19 masih tinggi.
"Dukungan 3M terus kita lakukan dan terakhir kepada pesantren-pesantren yang belum memungkinkan karena proses 3M sangat sulit secara fisik saya ucapkan terima kasih untuk masih menunda sampai situasi normal yaitu vaksin insya Allah diberikan di akhir tahun," katanya. (ren)