Polri Tangkap Lagi Terduga Teroris, Ini yang Menjadi Targetnya
- ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
VIVA – Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap beberapa terduga teroris sepanjang 6-8 November 2020 di sejumlah daerah di Tanah Air. Markas Besar Polri pun merinci beberapa peran-peran mereka.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Awi Setiyono, menyebut terduga teroris bernama Abu Fatih alias MA (34 tahun) yang dicokok di daerah Batam, Kepulauan Riau pada Jumat, 6 November 2020, diduga teroris jaringan Jamaah Anshor Daulah (JAD) Batam.
Abu Fatih bersama kakak kandungnya berinisial AD sempat ingin membunuh anggota polisi Polsek Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Pelaku juga melakukan kegiatan IDAD dan memiliki senjata api rakitan. Pada 2014 lalu, pelaku juga pernah bergabung dalam MIT Poso.
"Pelaku pernah merencanakan amaliyah dengan kakaknya atas nama AD yang juga JAD Sumbar untuk membunuh anggota Polsek Akabiluru dengan menggunakan senpi rakitan laras pendek dan senapan angin PCP milik AD. Tahun 2014 pernah hijrah ke Palu dengan kakaknya saudara AD bergabung dengan MIT Poso selama enam bulan," kata Awi di Gedung Bareskrim Polri, Senin, 9 November 2020.
Kemudian, terduga teroris berinisial AD alias S Parawera alias Abu Singgalang (39 tahun) yang dicokok di Jalan Raya Bukit Tinggi, Payakumbuh, Sumatera Barat, dikenal sebagai seorang sopir oleh warga sekitar.
Pelaku diduga merupakan kelompok Jamaah Anshor Daulah (JAD) Sumatera Barat. AD diduga terlibat dalam sejumlah aksi terorisme di Sumatera Barat. Dia sempat bermufakat dengan M Sawili alias Ilham alias Abu Aisyah untuk melakukan amaliyah alias bunuh diri dengan senpi milik AD.
Rencana amaliyah ini dilakukan dengan cara menyerang Polsek Akabilur. Dalam aksinya itu, pelaku juga mengajak saudara kandungnya, Abu Fatih yang juga telah ditangkap. Pelaku juga merencanakan untuk berkomunikasi dengan adiknya itu merakit sebuah bom.
Awi menambahkan, pelaku juga berkomunikasi dengan M Sawili alias Ilham alias Abu Aisyah mengenai kemungkinan bergabung dengan MIT.
"Merencanakan amaliyah dengan menyerang polisi yang dinas di Polsek Akabilur dan mengajak MA atau ikhwan asal Batam yang merupakan adik saudara AD untuk amaliyah menggunakan senjata PCP dan senpi rakitan. Ada komunikasi di antara AD dan adiknya saudara MA membahas serbuk putih bahan pembuatan bom. Pelaku juga memiliki rencana hijrah ke Filipina dan gabung dengan MIT Poso. Dalam kasus ini juga polisi menyita barang bukti sebanyak 36 item," kata dia.
Lalu, satu terduga teroris berinisial SA (36 tahun) yang ditangkap di Lampung sempat ingin berangkat ke Suriah, tapi gagal karena dicekal saat transit di Thailand. SA kesehariannya adalah seorang pemilik bengkel di Lampung. Dia juga sempat jadi pengurus hingga kepala sekolah muslim ADIRA pada 2013-2017. Pelaku juga sempat melakukan latihan senjata di Hutan Jati Blora pada 2016 lalu.
"Pelaku berangkat ke Suriah bersama Imarudin (sudah ditangkap lebih dulu pada 30 Mei 2020 di rumahnya). Namun sesampainya di Thailand, kloter tersebut dicekal dan kembali lagi ke Indonesia. Pelaku sendiri merupakan lulusan pendidikan Jamaah Islamiah di program Sedika Sisba Tajhiz 2010. Pelaku melakukan weapon training di hutan jati Blora/Cepu 2016 bersama Imarudin dan Bagja," kata dia. (ase)