Penyebab Gunung Arjuno-Welirang Ditutup, Muncul Awan Mirip UFO

Fenomena awan mirip piring terbang atau UFO muncul di atas Gunung Arjuno, Jawa Timur, Kamis pagi, Kamis, 5 November 2020.
Sumber :
  • Facebook/Adam Ibn Ridlwan

VIVA – Pendakian di Gunung Arjuno dan Gunung Welirang Jawa Timur ditutup sejak 31 Oktober 2020 kemarin sampai batas waktu yang belum ditentukan. Penutupan ini dilakukan karena cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Ditutup

Kepala UPT Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo, Ahmad Wahyudi mengatakan, salah satu alasan penutupan jalur pendakian karena munculnya awan menyerupai piring terbang atau UFO pada Kamis, 5 November 2020 kemarin. Kemunculan awan itu terjadi karena tekanan angin yang tinggi di sekitaran puncak Gunung Arjuno.

"Iya. Kalau kita melihat informasi BMKG. Awan turbulensi kan. Ada tekanan tinggi di atas sana. Mungkin di sana akan terjadi angin kencang di sekitarnya. Memang informasi yang kita terima di atas memang angin kencang," kata Ahmad Wahyudi, Jumat, 6 November 2020.

Netizen Ramai Bahas Awan Menyerupai UFO, Ini Penjelasan Ilmiah BMKG

Ahmad mengungkapkan, informasi yang diterima oleh UPT Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo, dari para pendaki angin yang ada di jalur pendakian cukup kencang. Bahkan para pendaki tidak bisa memasang tenda, dan tidak bisa berlindung di pohon-pohon yang ada di Gunung Arjuno.

"Informasinya kan orang di atas sana tidak bisa memasang tenda. Terus juga berlindung di bawah pohon tidak bisa. Karena, pohon bekas kebakaran kan lapuk. Risikonya cukup tinggi," ujar Ahmas Wahyudi.

Momen Langka
Sebelumnya, fenomena awan Lentikularis muncul di atas Gunung Arjuno Kamis pagi, 5 November 2020. Fenomena ini terlihat jelas di sekitaran Malang dan Kota Batu. Warga pun mengabadikan momen langka awan mirip UFO ini dengan mengambil gambar foto ataupun video.

Areal Terbakar Lima Hektare, Kebakaran di Gunung Arjuno Meluas

Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto mengatakan, fenomena ini jarang terjadi. Biasanya, terjadi hanya di sekitaran Gunung atau dataran tinggi. Secara umum tidak berbahaya bagi masyarakat. Namun, berbahaya bagi jalur penerbangan.

"Awan yang tampak seperti itu (UFO) adalah awan lentikularis, yang tumbuh di sekitaran gunung atau dataran tinggi. Secara umum tidak berbahaya akan tetapi bagi dunia penerbangan cukup berbahaya. Karena pesawat akan mengalami turbulensi atau guncangan," kata Teguh, Kamis, 5 November 2020.

Secara ilmiah, Awan lentikularis terjadi akibat adanya gelombang gunung atau angin lapisan atas permukaan gunung yang cukup kuat. Gelombang yang terjadi di satu sisi kemudian membentur dinding pegunungan. Sehingga terjadilah bentuk awan bertingkat dan berputar seperti lensa.

"Awan lentikularis terjadi akibat adanya gelombang gunung atau angin lapisan atas (di atas permukaan) yang cukup kuat dari suatu sisi gunung membentur dinding pegunungan. Sehingga menimbulkan turbulensi di sisi gunung lainnya dan membentuk awan-awan bertingkat yang berputar seperti lensa," ujar Teguh.

Teguh menerangkan, awan-awan ini mengindikasikan adanya turbulensi atau putaran angin secara vertikal yang cukup kuat di sekitaran Gunung Arjuno yang memiliki ketinggian 3.339 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Sehingga berbahaya bagi penerbangan rendah seperti helikopter di sekitar awan.

"Fenomena awan ini secara meteorologi, tidak mengindikasikan fenomena lain seperti akan datangnya gempa atau bencana besar lainnya. Awan tersebut hanya mengindikasikan adanya Turbulensi dilapisan atas (bukan di permukaan bumi). Fenomena ini jarang terjadi dan hanya bersifat momentum atau waktu- waktu tertentu, biasanya ditandai adanya kecepatan angin yang cukup kuat lebih dari beberapa hari di sekitar pegunungan," tutur Teguh. (ren)

Baca juga: Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Ditutup

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya