Baiat Pengungsi Syiah Sampang jadi Suni: Cari Jalan untuk Pulang
- bbc
"Kalau Tajul Muluk benar-benar 100?serta pengikutnya melepaskan ajaran lama, kemudian masuk ke ajaran yang sudah ada sejak nenek moyang dan menjalin hubungan baik. Insya Allah, mereka akan menerima, bahkan berjanji untuk menjemput," katanya.
Itqon melanjutkan, luka lama itu sulit sekali disembuhkan, dan para ulama tidak bisa berpihak ke Tajul Muluk atau ke penduduk setempat.
Alasannya karena "tradisi yang ada di daerah sana dianggap salah oleh Tajul Muluk dan pengikutnya. Padahal tradisi itu sudah terjadi sejak zaman dahulu, ini yang kemudian memicu konflik," katanya.
Untuk itu, belajar dari peristiwa Tajul Muluk, Itqon meminta seluruh masyarakat memupuk rasa toleransi dengan menahan diri untuk tidak saling mengejek dan merendahkan, walaupun bertentangan.
Bertemu dengan Bupati Sampang
Masyarakat belum menerima kepulangan Tajul Muluk, dan menyerahkan kepada ulama sebagai pengambil kebijakan. Sementara, para ulama menyebut, keputusaan pulang kampung ada di tangan masyarakat.
Apakah itu berarti jalan untuk pulang kampung bagi Tajul Muluk dan pengikutnya tertutup rapat?
Bupati Kabupaten Sampang Slamet Junaidi mengatakan Tajul Muluk dan pengikutnya tidak punya niat kembali ke Sampang. Pernyataan ini berbeda dari yang diungkapkan Tajul dan pengikutnya kepada BBC News Indonesia.
Namun, tambah Junaidi, celah pulang kampung sudah terbuka ditandai dengan kesediaan ulama menyaksikan proses pembaiatan.
Aktivis perdamaian dari The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia Siti Hanifah melihat pola penyelesaian kasus Sampang tidak berpihak pada pengungsi dan berpotensi menciptakan preseden buruk dalam melindungi kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia.
Tulisan kedua terkait perjalanan pengungsi Syiah Sampang mencari jalan pulang di antara dilema iman dan "skenario" pulang kampung.
Produksi visual: Anindita Pradana