Catat, 3 Jalan Ini Ditutup Jika Demo di Kedubes Prancis Membludak

Polisi memasang kawat berduri di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.
Sumber :
  • VIVAnews/ Willibrodus

VIVA – Polsek Metro Menteng menyiapkan rekayasa lalu lintas saat adanya aksi di depan Kedutaan Besar Prancis. Aksi ini akan dilakukan di tiga titik di wilayah Jakarta Pusat.

Presiden Prancis: Gugurnya Yahya Sinwar Harusnya Dapat Jadi Alasan Israel untuk Akhiri Perang

"Ruas jalan yang ditutup selama aksi unjuk rasa berlangsung antara lain, Jalan MH Thamrin, Jalan Sunda, Jalan Timor. Ketiga ruas jalan ini berada di sekitar Kedutaan Prancis," ujar AKBP Guntur M Tariq Kapolsek Metro Menteng, Senin, 2 November 2020.

Guntur menambahkan, selagi masih bisa dilalui, ketiga ruas jalan itu dibiarkan dibuka. Namun, apabila ada pergerakan massa yang cukup banyak di ketiga jalan itu, maka akan dilakukan penutupan.

Telepon Netanyahu, Presiden Prancis Kutuk "Serangan Membabi Buta Israel"

"Penutupan dilakukan apabila situasi pengunjuk rasa sudah cukup banyak, harap pengguna jalan memaklumi. Kalau masih bisa dilalui, akan kita buka," katanya.

Ia juga mengimbau kepada para peserta aksi agar mematuhi protokol kesehatan. Serta secara tertib menyampaikan aspirasi.

Sindiran Menohok Macron ke Netanyahu: Israel Ada karena Keputusan PBB

"Massa aksi diharapkan tertib saat menyampaikan pendapatnya. Kami berharap agar aksi ini berjalan dengan damai," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia mengecam keras Presiden Prancis, Emmanuel Macron, atas pernyataannya yang menghina terhadap Nabi Muhammad dan Islam belum lama ini.

"Indonesia juga mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia," kata Jokowi dalam konferensi persnya yang disiarkan di akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu, 31 Oktober 2020.

Jokowi berpendapat bahwa apa yang dilakukan Emmanuel Macron itu berpotensi memecah belah persatuan antarumat beragama di dunia.

Hal itu amat disayangkan, mengingat saat ini dunia tengah memerlukan persatuan dan koordinasi bersama untuk menghadapi pandemi COVID-19.

Apalagi, Jokowi menilai, tindakan semacam itu bukanlah bentuk dari kebebasan berekspresi karena jelas-jelas menyinggung simbol suci yang diagungkan oleh kelompok lain. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya