Waspada, BPPTKG: Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Meningkat

Foto puncak Gunung Merapi pada malam purnama 16 Juni 2019.
Sumber :
  • Twitter/@OysteinLAnderse

VIVA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan aktivitas Gunung Merapi yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami peningkatan berdasarkan hasil pemantauan selama sepekan.

Jokowi Senang Dikunjungi Prabowo di Solo: Semoga Pak Presiden Sehat

"Terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik menunjukkan proses pergerakan magma menuju permukaan," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan tertulis dikutip Sabtu, 31 Oktober 2020.

Hanik mengatakan peningkatan aktivitas vulkanik itu antara lain terlihat dari intensitas kegempaan selama pekan ini yang tercatat lebih tinggi dibandingkan pekan lalu.

Korban Tewas Akibat Letusan Gunung Lewotobi Jadi 10 Orang

Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi 23-29 Oktober 2020, kegempaan Gunung Merapi tercatat 81 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 864 kali gempa Fase Banyak (MP), 10 kali gempa Low Frekuensi (LF), 367 kali gempa Guguran (RF), 286 kali gempa Hembusan (DG) dan 7 kali gempa Tektonik (TT).

Berikutnya, kata dia, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan alat pemantau aktivitas gunung api atau electronic distance measurement (EDM) menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 4 cm per hari.

Jelang Akhir Tahun, Polisi Ingatkan Masyarakat agar Waspada Aksi Kejahatan Ini

Meski demikian, analisis morfologi area kawah Merapi berdasarkan foto dari sektor tenggara sejak tanggal 22 Oktober 2020 tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah.

"Penghitungan volume kubah lava berdasarkan pengukuran menggunakan foto udara dengan drone pada 29 Oktober 2020 sebesar 200.000 meter kubik," kata Hanik.

Sementara itu, cuaca di sekitar Gunung Merapi pada umumnya cerah pada pagi hari, siang hingga malam hari berkabut, dan asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah.

Sedangkan, pada 28 Oktober 2020 pukul 08.10 WIB terdengar beberapa kali guguran dengan jarak luncur yang tidak teramati karena visual dominan berkabut.

Dengan status Gunung Merapi yang sampai saat ini masih waspada, ia meminta radius tiga km dari puncak Gunung Merapi agar tetap dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian.

Selain itu, lanjut dia, guguran lava dan letusan eksplosif berpotensi menimbulkan hujan abu sehingga masyarakat di sekitar diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata dia. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya