Sekjen MUI Tuntut Presiden Prancis Minta Maaf kepada Umat Islam

Sekjen MUI, Anwar Abbas
Sumber :
  • VIVA/Anwar Sadat

VIVA – Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi buah bibir dan diprotes di mana-mana lantaran pernyataannya dianggap menyudutkan Islam. Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas menilai wajar jika umat Islam bereaksi.

Kunjungan Mantan Mendagri Inggris ke Israel Didanai oleh Organisasi Zionis Anti-Muslim

"Bagi umat Islam kalau ada orang yang menghina agamanya dan merendahkan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam apalagi dia seorang presiden maka umat Islam tentu tidak akan tinggal diam. Berbagai reaksi tentu akan terjadi," kata Anwar lewat keterangan tertulis, Rabu, 28 Oktober 2020.

Menurut Anwar, dalam melihat setiap masalah yang terkait dengan umat Islam, dunia berlaku tidak adil dan tidak jujur. Karena katanya, mereka hanya melihat apa yang terjadi dan tidak mau mencari apa yang telah menjadi penyebab.

Wali Kota: London Menunjukkan Persatuan yang Kuat melawan Rasisme dan Islamofobia

"Kalau ada umat Islam yang melakukan tindak kekerasan maka jangan hanya mereka yang disalahkan tapi yang harus lebih disalahkan lagi adalah orang yang telah memantik reaksi dari umat Islam tersebut," ujar Anwar.

Baca juga: Jalur Puncak Bogor Macet, One Way Diberlakukan

Anti-Muslim di AS Melonjak Hingga 70 Persen Imbas Perang Israel-Hamas

Anwar menilai, berbagai tindak kekerasan yang dilakukan oleh segelintir kecil orang dari kalangan umat Islam di berbagai belahan dunia nyaris tidak ada yang merupakan aksi yang berdiri sendiri.

Semuanya, kata dia, merupakan reaksi terhadap perlakuan tidak baik yang telah dilakukan oleh pihak lain kepada mereka yang menyakiti hati mereka.

"Seperti yang dilakukan oleh Majalah Charlie Hebdo dan Presiden Prancis tersebut. Oleh karena itu kalau dunia ingin tenang dan damai, maka jangan ada di antara kita yang menghina dan merendahkan orang lain dan agama serta keyakinannya atas dasar apa pun," kata dia.

Untuk itu dia menutut agar Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam di seluruh dunia.

“Kita tidak bisa menerima alasan Macron karena dia menghormati dan melindungi kebebasan berekspresi rakyatnya. Karena kita harus tahu yang namanya kebebasan berekspresi itu tetap harus ada batasnya. Sebab, kalau tidak maka dunia tentu akan kacau,” kata dia. 

Untuk itu, dia mengingatkan Macron dan masyarakat dunia umumnya agar meletakkan konsep kebebasan tersebut di tempat yang tepat. Bila tidak, maka akan bisa menyeret dunia kepada kekacauan dan permusuhan serta akan memunculkan dendam yang berkepanjangan dan tidak akan kunjung berakhir.

“Untuk itu supaya masalah ini tidak berlarut-larut dan tidak menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat dunia maka kita mengharapkan agar Macron secepatnya mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam,” tegas dia.

Anwar mengaku yakin dan percaya bila yang bersangkutan mau meminta maaf atas sikap dan tindakannya tersebut maka umat Islam pasti akan memaafkan.

“Sehingga api permusuhan yang sudah menyala tersebut akan bisa padam secepatnya karena umat Islam adalah umat yang pemaaf dan cinta damai,” ucapnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya