Mengenalkan La Galigo, Sastra Kuno Asli Indonesia Terpanjang di Dunia
- bbc
Sifat ini lah, yang kata Louie, juga "khas orang Makassar".
Selain itu, perempuan juga dilibatkan dalam pengambilan keputusan, sebagaimana diperlihatkan dalam kisah penciptaan manusia pertama.
Dikisahkan, penguasa langit, Datu Patotoqé melibatkan istrinya dalam diskusi itu, juga dewa-dewa lain yang hidup di laut, salah satu contoh yang menggambarkan demokrasi dan kesetaraan, kata Louie.
Lebih lanjut, Profesor Nurhayati Rahman mengatakan La Galigo tidak menampilkan tokoh budak atau tokoh hamba sahaya yang hina dina, sebagaimana yang sering diceritakan dalam sastra daerah lainnya.
`Transgender dan gender kelima yang suci`
Tak hanya perempuan, La Galigo juga memberi penghormatan sangat tinggi bagi calabai (laki-laki yang berperan seperti perempuan), calalai (perempuan yang berperan seperti laki-laki), juga mereka yang disebut sebagai `gender kelima`, atau tak masuk kategori pria atau perempuan.
Bissu, pendeta adat Bugis, termasuk dalam gender kelima ini, yang mendapat penghormatan tinggi di La Galigo.
"Bissu menganggap dirinya independen, bukan laki-laki atau perempuan, karena kalau dia memihak, dia tidak bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhan.
"Mereka [Bissu] itulah yang menerjemahkan ritual-ritual ke dalam kehidupan keseharian warga," kata Nurhayati Rahman.
Ia menambahkan para bissu juga lah masih bisa membaca naskah La Galigo dalam aksara Lotara.
Meski mayoritas orang Bugis kini beragama Islam, Bissu masih kerap diundang dalam upacara-upacara adat yang ada.
Bissu Eka dari dari Segeri, mengatakan bissu adalah perantara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia lainnya, juga dengan alam.