GP Ansor Se-Jawa Timur Ancang-ancang Laporkan Gus Nur secara Massal
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Sugik Nur Raharja alias Gus Nur kembali membuat warga Nahdatul Ulama geram. Dia diduga menghina NU dan beberapa tokohnya saat berbicara dalam Podcast Refly Harun.
Aliansi Santri Jember kemudian merespons tindakan kurang etis Sugik Nur dengan melaporkan kepada polisi. Gerakan Pemuda Ansor Kota Malang memandang tindakan yang dilakukan Ayub Junaidi dari Aliansi Santri Jember sangat tepat. Apalagi Sugik Nur telah berulang kali menghina NU.
"Sudah tepat apa yang dilakukan oleh sahabat Haji Ayub Junaidi, yang pernah menjabat sebagai ketua GP Ansor Jember, melaporkan Sugik nur ke Polres Jember," kata Seketaris Gerakan Pemuda Ansor Kota Malang Muhammad Yunus Zaenal, Rabu, 21 Oktober 2020.
Baca: NU Jawa Timur: Gus Nur Tak Pantas Mempunyai Predikat Ustaz
GP Ansor Kota Malang bahkan mengajak GP Ansor se-Jawa Timur untuk melakukan pelaporan massal atas tindakan Sugik Nur. Mereka menuntut polisi segera memproses hukum Sugik Nur agar tidak berbuat semena-mena atau berbicara serampangan.
"Tidak hanya Kota Malang, kalau perlu seluruh cabang GP Ansor seluruh Jatim. Tapi cukup satu laporan dulu dari Jember untuk tidak semena-mena menjelekkan NU. Jika polisi tidak segera memproses hukum, maka kami akan melakukan laporan lagi dan mengajak GP Ansor seluruh Jatim laporan," ujar Yunus.
Tindakan melaporkan Sugik Nur kepada aparat penegak hukum, katanya, menjadi bukti bahwa warga NU tidak tinggal diam saat nama baik organisasi dicemarkan. Dia pun mengimbau Nahdliyin untuk tetap tenang dan menyerahkan proses pelaporan kepada polisi.
Aliansi Santri Jember melaporkan Sugik Nur kepada polisi pada 19 Oktober 2020. Pelapor atas nama H.M Ayub Junaidi dan terlapor tertulis Nur Sugik. Ia dilaporkan dengan tudingan melanggar Pasal 45A Ayat (2) Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Dalam surat laporan disebutkan, pelapor menerima dan mencermati video yang di dalamnya terlihat Nur Sugik menyampaikan bahwa NU sekarang seperti bus umum yang sopirnya mabuk, kondekturnya teler, kernetnya ugal-ugalan, dan penumpangnya kurang ajar semua.
Gus Nur juga menyebut kernet NU adalah Abu Janda, kondekturnya Gus Yaqut, sopirnya Said Aqil Siroj, dan penumpangnya kelompok PKI, liberal, dan sekuler. Pernyataan terlapor, tulis laporan itu, menyebabkan kader NU tidak nyaman dan pernyataan itu dinilai provokatif. Nama baik NU juga dicemarkan oleh Nur Sugik. (ase)