Kampus UNS Solo Lockdown usai Dosen dan Staf Meninggal akibat COVID-19

Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, Jawa Tengah.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Dosen dan pegawai di Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, Jawa Tengah, meninggal dunia setelah terinfeksi COVID-19. Pihak rektorat akhirnya mengambil kebijakan untuk menutup alias lockdown kompleks kampus UNS.

Andika-Hendi Bentuk Satgas Anti-Politik Uang Jelang Pencoblosan, Bonus Menggiurkan bagi yang Menangkap

Rektor UNS, Jamal Wiwoho, mengatakan dosen yang meninggal merupakan pengajar pada Fakultas Hukum, Prasetyo Hadi Purwandoko. Ia meninggal di Rumah Sakit UNS pada Senin dini hari, 20 Oktober 2020.

Sedangkan pegawai yang meninggal pada hari Selasa, 21 Oktober 2020, merupakan Kepala Sub-bagian Umum dan Keuangan Lembaga Penelitian Pengabdian dan Masyarakat UNS, Karyono.

Survei Populi Center: Raih 57,8 Persen, Elektabilitas Ahmad Luthfi-Taj Yasin Ungguli Andika-Hendar

Baca: Satgas Ingatkan Dampak Berlibur Bisa Picu Kasus Positif

Menurut Jamal, Karyono sebelumnya sempat melakukan kontak erat dengan Prasetyo. Pasalnya, mereka berdua menghadiri acara bersama di Bali. "Kebetulan dia ada acara di Ubud, Bali, sama beliau Pak Pras. Tinggal jadi satu," ujarnya.

Bahlil Turun Gunung Kampanye demi Menangkan Luthfi-Yasin di Jateng

Jamal mengakui harus bertindak cepat dengan menutup sementara lingkungan kampus UNS demi menghindari penularan yang lebih luas. Bahkan, hari ini aturan untuk menutup kampus tersebut sudah dibuat.

Selama penutupan itu, otoritas kampus akan melakukan sterilisasi sejumlah gedung dengan penyemprotan disinfektan. Gedung-gedung yang disterilkan itu, di antaranya, Fakultas Hukum, LPPM, dan kantor pusat UNS

"Ya, gedung-gedung yang pernah didatangi dan berhubungan Pak Pras dan Pak Karyono, ke mana saja ruangannya disinggahi atau ditempati beliau. Semuanya akan disemprot disinfektan," kata Rektor UNS. (ren) 

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana di Hari Guru

Hari Guru, Pemprov Jateng Sudah Angkat 8.909 Guru Tidak Tetap Jadi PPPK

Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana mengatakan, upaya ini sebagai apresiasi pada para guru yang merupakan agen peradaban.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024