Gerindra DKI Ingatkan Mahasiswa yang Demo Jangan Rusak Fasilitas Umum
- Instagram.
VIVA - Partai Gerindra DKI Jakarta mengingatkan mahasiswa yang akan melakukan aksi unjuk rasa hari ini untuk tidak terprovokasi, apalagi sampai ikut aksi anarkis merusak fasilitas umum, kantor kementerian, dan sentral pelayanan publik lain seperti demo sebelumnya.
"Ingat, semua itu dibangun dari uang rakyat. Uang pajak yang dibayarkan orang tua kalian," kata Anggota Komisi C Fraksi Partai Gerindra DKI Jakarta, Esti Arimi Putri, kepada wartawan, Selasa 20 Oktober 2020.
Baca juga: Mahasiswa dan Ormas Demo 20 Oktober, 6 Ribu TNI-Polisi Jaga Istana
Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta, sedikitnya ada 5 jenis fasilitas publik yang dirusak massa pada unjuk rasa sebelumnya yaitu kerusakan terjadi di gedung Kementerian ESDM, pos polisi, halte TransJakarta, stasiun MRT, dan bekas gedung bioskop.
Jumlah ini belum termasuk beberapa kendaraan bermotor, sepeda, serta fasilitas lainnya yang belum dirilis secara resmi oleh pemiliknya atau instansi terkait.
Esti juga meminta para mahasiswa untuk menyadari jika aksi anarkis saat berunjuk rasa dapat menjadi momok bagi eksponen warga Jakarta lainnya, seperti para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Tidak sedikit pelaku UMKM menutup usaha mereka karena takut usahanya ikut menjadi sasaran aksi anarkis unjuk rasa, ini kan yang nggak bener. Tolong adik-adikku (mahasiswa) lihat mereka, hanya rakyat kecil yang berupaya hidup di tengah situasi kondisi global (Covid 19). Jangan mau jadi momok bagi mereka," katanya.
Esti memastikan dampak tidak berjalannya roda ekonomi rakyat khususnya pelaku UMKM, sangat berimbas pada pendapatan daerah.
"Oh itu pasti (berimbas), mengingat salah satu pendapatan terbesar Pemprov DKI Jakarta kan dari restribusi yang rutin dibayarkan oleh pelaku UMKM, kalau usaha mereka ga jalan, otomatis kita nggak ada pemasukan" katanya.
Dia juga meminta massa pengunjuk rasa untuk sadar jika pembangunan fasilitas umum yang rusak memerlukan biaya yang besar dan waktu yang cukup lama agar dapat kembali digunakan oleh masyarakat.
Selain itu, anggaran pembangunan tersebut sebenarnya juga dapat memperkuat program-program kesejahteraan warga Jakarta lainnya.
"Recovery atau bangun ulang fasilitas umum yang rusak kan memerlukan biaya besar dan waktu agar kembali berfungsi normal kembali. Jadi saya ingatkan sekali lagi kepada adik-adikku, jangan terprovokasi, berunjuk rasalah dengan damai, tunjukan kita mahasiswa adalah kaum intelektual, generasi masa depan bangsa, harapan rakyat Indonesia," katanya.
Sejumlah elemen mahasiswa seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) akan kembali menggelar aksi unjuk rasa di Jakarta pada hari ini. Mereka menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja. (ren)