Setahun Jokowi-Ma’ruf: Politik Tanpa Beban di Periode Kedua
- Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
VIVA – Hasil Pemilu Presiden tahun 2019, membawa Joko Widodo memimpin RI untuk periode kedua. Tepat 20 Oktober 2020 ini, sudah enam tahun mantan Gubernur DKI itu menjadi Presiden RI, dan tepat setahun Jokowi memimpin Indonesia di periode keduanya, kali ini bersama Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.
Dalam melanjutkan kepemimpinannya di periode kedua, 2019-2024, Presiden Jokowi sempat melontarkan pernyataan bahwa di periode kedua ini dia bertekad memerintah tanpa beban. Artinya, dengan tidak lagi bisa mencalonkan diri pada Pemilu 2024, dia akan bekerja lebih maksimal. Undang-undang Dasar memang membatasi bahwa masa jabatan Presiden RI hanya dua kali dijabat orang yang sama dan tidak bisa diperpanjang lagi.
"Apapun yang paling baik untuk negara akan saya lakukan," kata Presiden Jokowi kala itu, saat pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Shangri La Jakarta pada Kamis 9 Mei 2020.
Pernyataan ini muncul setelah Jokowi mengatakan bahwa usai periode kedua nanti ia tidak akan bisa mencalonkan lagi. Maka tidak ada beban lagi baginya untuk bekerja dan memberi yang terbaik. Saat itu, Jokowi juga menegaskan tidak akan takut lagi mengambil keputusan yang tidak populis.
Baca juga: Jokowi: Lima Tahun ke Depan Saya Sudah Tak Ada Beban
Efisiensi keuangan negara menjadi salah satu yang diangkat saat itu. Maka mantan Wali Kota Solo tersebut menegaskan tidak segan-segan untuk membubarkan lembaga negara yang dianggap tidak efisien dan tidak memberikan kontribusi. Setidaknya, pembubaran lembaga negara ini benar-benar dilakukan.
"Lembaga-lembaga yang tidak memberikan kontribusi, kalau saya tutup, hapus. Banyak-banyakin biaya. Daerah juga, makin simpel makin cepat kita berlari, makin cepat fleksibel," katanya.
Masalah perizinan investasi, saat itu juga ditekankan oleh Jokowi. Perizinan akan dipangkas, dan ia tidak takut karena tidak ada lagi beban berikutnya."Lima tahun ke depan mohon maaf saya sudah enggak ada beban. Saya sudah enggak bisa nyalonkan lagi," katanya.
Pernyataan tanpa beban selanjutnya terus diulang oleh Presiden Jokowi dalam beberapa forum. Seperti saat bertemu Aktivis 98 di Hotel Grand Sahid Jaya, pada Minggu 16 Juni 2020. Dalam pernyataannya, Jokowi mengatakan bahwa sudah 21 tahun Reformasi yang didorong para aktivis. Meski begitu, perlu ada evaluasi.
Perlu ada koreksi untuk mengetahui apa yang belum dilaksanakan selama Reformasi bergulir. Apa juga yang harus diselesaikan oleh pemerintah ke depannya. Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan tidak akan ragu-ragu mengambil keputusan gila sekalipun. Sebab di periode keduanya, ia sudah tidak ada beban politik untuk maju lagi di pemilu 2024.
"Saya dalam 5 tahun ke depan insya Allah sudah tidak memiliki beban apa-apa. Jadi, keputusan yang gila, keputusan yang miring-miring, yang itu penting untuk negara ini akan kita kerjakan. Jadi saya tidak memiliki beban apa-apa," kata Jokowi. (ren)