Warga Gotong Royong Bantu Penghuni yang Dikarantina karena COVID-19

SD Kristen Gandekan, Solo yang jadi tempat karantina COVID-19
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq (Solo)

VIVA – Warga di Kelurahan Gandekan, Solo, bergotong royong membantu kebutuhan logistik bagi belasan orang yang menjalani karantina mandiri di SD Kristen Gandekan. Karantina itu dilakukan lantaran mereka menjadi kontak erat dari salah satu keluarga yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Kepedulian warga RW 6 Kelurahan Gandekan itu muncul setelah sebanyak 19 warganya menjalani karantina di SD yang terletak di tengah perkampungan itu pada Sabtu sore pekan lalu. Ada 5 RT di RW tersebut yang bergantian untuk menyiapkan kebutuhan makanan dan minuman bagi penghuni karantina.

"Masing-masing RT itu bergantian memasak untuk menyuplai kebutuhan logistik pagi, siang dan sore. Warga sangat guyub untuk membantu yang dikarantina," kata Ketua RW 6 Kelurahan Gandekan, Maryanto, Sabtu, 17 Oktober 2020.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Baca juga: Epilepsinya Kambuh, Pengemudi Mobil Seruduk Sejumlah Warung di Depok

Menurut dia, kepedulian tersebut muncul karena adanya kesadaran dari warga sekitar dan juga keberadaan program ‘Jogo Tonggo’. Tak hanya ikut menyiapkan kebutuhan makan, sejumlah warga juga terlihat beberapa kali menyambangi depan bangunan sekolah itu sekadar memberikan camilan, buah-buahan, suplemen vitamin, empon-empon hingga jajanan pasar kepada penghuni karantina.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

"Saking antusiasnya, warga itu ada saja yang datang memberikan bantuan malah sampai dobel-dobel makanan maupun minuman di tempat karantina," ujar Maryanto yang juga Koordinator Jogo Tonggo RW 6.

Menurutnya, kepedulian dari sesama warga di kampung itu menyebabkan warga yang menjalani karantina merasa nyaman, karena tidak dikucilkan oleh warga lainnya.

Pemandangan ini tentunya berbeda dengan pengalaman di sejumlah daerah yang justru merasa dikucilkan dari lingkungannya. Bahkan, sejumlah warga yang melintasi jalan depan sekolah itu menyapa kepada para penghuni karantina yang sedang berjemur santai di halaman sekolah.

"Warga menyadari kalau kampungnya sehat maka kampungnya harus tenang. Mereka juga ingin agar urusan ini segera rampung, jadi mereka malah saling peduli dan tidak mengucilkannya," ujarnya.

Warga di tempat karantina

Foto: Warga di tempat karantina

Maryanto menceritakan, awal mula karantina karena adanya satu orang yang positif COVID-19. Setelah itu Dinas Kesehatan Kota Solo melakukan tracing, dan hasilnya, anaknya yang merupakan tenaga kesehatan, cucu dan pembantu terkonfirmasi positif COVID-19.

"Awalnya karena dari suspect awal dari ibu, anak terus cucu kena, pembantu rumah tangga ikut kena. Kemudian lingkungan kecilnya langsung di-swab dan ada yang positif," jelasnya.

Lantas, karena lingkungan tempat tinggal yang tidak memadai itu, warga yang pernah kontak erat dengan keluarga yang terpapar COVID-19 itu langsung menjalani karantina di bangunan SD Kristen Gandekan. Karantina itu dilakukan karena tempat tinggal warga itu tidak dilengkapi dengan fasilitas MCK.

"Lingkungan tidak memadai dan MCK tidak ada sehingga pakai MCK umum sehingga dikhawatirkan akan menyebar maka diambil keputusan untuk karantina di SD Kristen Gandekan," ucapnya.

Awalnya 19 orang menjalani karantina mandiri itu terdapat dua orang yang hasil uji swabnya negatif dan diperbolehkan pulang untuk menjalani karantina mandiri di rumahnya. Setelah itu pada hari Kamis lalu terdapat enam orang penghuni karantina yang ternyata hasil uji swab positif. 

Lima dari enam itu langsung dibawa ke RSUD Bung Karno untuk menjalani perawatan. Sedangkan sisanya yang terkonfirmasi positif COVID-19 adalah anak-anak dan dijemput ke RSUD Bung Karno pada Jumat kemarin.

"Lima warga yang positif sudah dijemput ke Rumah Sakit Bung Karno pada Kamis kemarin. Terus Jumat kemarin satu yang positif anak-anak dan sudah dibawa ke rumah sakit ditemani ibunya yang negatif," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya