SBY: Megawati Kakak Saya

Megawati dan SBY menghadiri pelantikan Jokowi dan Maruf Amin di Senayan
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Mantan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali disudutkan sebagai penggerak aksi rusuh di sejumlah daerah terkait penolakan Undang-Undang Cipta Kerja pada Kamis, 8 Oktober 2020. Selama 10 tahun menjadi presiden dan sering didemo, SBY tidak mudah menuding oposisi sebagai penggerak aksi unjuk rasa itu.

Pasang Spanduk Bertulis ‘Polisi Pembunuh’, 6 Mahasiswa di Aceh Ditangkap

SBY memimpin republik ini dua periode, yakni periode 2004-2009 dan periode 2009-2014. Saat itu, PDI Perjuangan menjadi salah satu partai yang oposisi terhadap Pemerintahan SBY. Berbagai aksi unjuk rasa pun sering terjadi, tapi SBY mengaku tidak menuding partai oposisi sebagai penggerak demonstrasi tersebut.

"Suuzon itu tidak baik, saya dulu menghormati semua," kata SBY dikutip dari Youtube Channel-nya pada Selasa, 13 Oktober 2020.

DPR Sebut MK Telah Berperan "Seakan-akan Menjadi Pembuat Undang-Undang Ketiga"

Baca juga: Curhat SBY ke Jokowi: Dituduh Mau Rusak Negara, Sakit Pak!

Misalkan, PDI Perjuangan beroposisi dengan Pemerintahan SBY. Tapi, SBY mengklaim tetap menjaga silaturahmi dengan para petinggi PDI Perjuangan. Sebab, ia menghormati Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebagai presiden RI ke-5.

Ketua Komisi II DPR: MK Terlalu Banyak Urusan yang Sebetulnya Bukan Urusannya

"Saya menghormati Ibu Megawati sebagai presiden sebelum saya, kakak saya. Hubungan saya dengan almarhum Pak Taufiq Kiemas juga baik. Jadi, tidak ada masalah apapun," ujar mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Selain itu, SBY juga mengaku tidak mudah menuding yang menggerakkan demo pasti oposisi itu khawatir salah. Makanya, ia memilih berbaik sangka daripada buruk sangka.

"Saya tidak bisa menasehati siapa pun, tapi saya dulu Alhamdulillah lulus menghadapi ujian seperti itu. Tidak mudah sebetulnya, tapi Alhamdulillah saya lulus dari ujian sejarah," jelas dia.

Menurut dia, seseorang yang sedang mengemban amanah apalagi menjadi Presiden Indonesia itu harus siap-siap menerima kritik, dihujat terkadang berlebihan. Maka, kuncinya adalah sabar dan saling menguatkan dengan ibu negara.

"Saya kuat, percaya akan kita lalui semua ini. Kalau saya tidak kuat, tidak mungkin selesai mengemban tugas sebagai presiden. Kalau saya tidak sabar, dan melakukan tindakan yang sepatutnya saya lakukan,"ungkapnya. 

"Jadi kenapa dulu saya bisa, itu kebetulan almarhumah Ibu Ani Yudhoyono betul-betul mendukung sikap serta tindakan saya," katanya.

Heboh Massa Demo Pakai Mobil Sedot Tinja di Kejagung

Heboh Massa Demo Pakai Mobil Sedot WC di Kejagung

Ratusan massa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) sebagai bentuk protes terhadap kinerja lembaga kejaksaan.

img_title
VIVA.co.id
27 September 2024