Doni Monardo: Tes Swab bagi Kontak Erat Pasien COVID-19 Gratis
- Instagram/@bnpb_indonesia
VIVA – Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengungkapkan, pemeriksaan uji spesimen melalui tes usap atau Swab Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi masyarakat yang miliki kontak erat dengan pasien positif COVID-19 tidak dikenakan biaya.
Baca Juga: Tangis Ibu Pecah Jemput Anak yang Ditangkap saat Demo Omnibus Law
Menurut Doni, pemerintah pusat telah memberi reagen ke berbagai daerah untuk melakukan uji sampel spesimen virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Untuk itu, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas dapat memberikan pelayanan dan penanganan COVID-19 gratis berbasis data.
“Untuk yang di Puskesmas seharusnya gratis, karena reagen itu diberikan dari pusat, dari Kementerian Kesehatan bersama Satgas COVID-19. Kemudian juga pemerintah provinsi, kabupaten/kota juga ada yang menyelenggarakan (pengadaan) reagen sendiri,” kata Doni dalam diskusi secara daring, Jumat, 9 Oktober 2020.
Dalam hal ini, Doni juga meminta agar ada yang melapor bila masih ada pihak yang memberikan beban biaya bagi masyarakat untuk melakukan tracing, dari kontak erat salah satu pasien COVID-19 dengan swab PCR.
“Kalau toh mungkin masih ada pungutan-pungutan, mohon kami bisa diinformasikan, sehingga kami bisa mencari solusinya,” tutur Doni.
Doni menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin masyarakat terbebani untuk melakukan pemeriksaan spesimen, sehingga solusi terbaik akan selalu diupayakan dalam rangka memutus rantai penularan COVID-19.
"Beban kepada masyarakat tidak boleh terlalu berat, apalagi untuk melakukan pemeriksaan spesimen. Sejauh ini, mereka yang kontak erat dilakukan tracing itu seharusnya gratis. Tidak boleh ada pungutan sebesar apa pun. Seharusnya gratis,” imbuhnya.
Sebelumnya, Doni yang juga menjabat sebagai kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan, selain memberikan reagen kepada beberapa daerah, pemerintah pusat melalui Satgas Penanganan COVID-19 dan Kemenkes juga telah serta akan terus menyalurkan mesin PCR dan laboratorium guna percepatan maupun pemerataan uji spesimen berbasis reagen.
Menurut catatan Doni, awalnya pemerintah Indonesia hanya memiliki satu laboratorium yang berfungsi yakni Balitbankes Kemenkes. Kemudian seiring perkembangannya, laboratorium dapat diperbanyak hingga 374 unit dan tersebar di sejumlah daerah dengan kapasitas dari uji sampel mencapai rata-rata di atas 35 ribu spesimen.
“Sekarang ini sudah ada 374 laboratorium. Suatu angka yang sangat besar. Demikian juga kemampuan testing per hari yang semula per hari 2.000 kemudian meningkat 10.000, 20.000, 30.000, nah, sekarang sudah rata-rata di atas 35.000,” kata Doni.
Di sisi lain, Doni mengakui bahwa capaian uji spesimen itu belum merata di seluruh Indonesia. Hal itu masih menjadi tantangan bagi pemerintah.
Kendati demikian, ada beberapa daerah yang memiliki kemampuan uji spesimen yang telah sesuai standar WHO dan kondisi itu akan terus ditingkatkan.
"Sudah ada yang meningkat. Jakarta termasuk yang cukup tinggi angka pemeriksaan spesimennya. Nah, kita terus bergerak untuk bisa merata ke seluruh wilayah Indonesia,” imbuh Doni.
Seperti diketahui, jumlah pasien COVID-19 masih tinggi, maka jangan lupakan 3M: memakai masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan.
#pakaimasker
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitanganpakaisabun
#ingatpesanibu
#satgascovid19