Ada Anak SD Terlibat Demo Omnibus Law di Bandung

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Sebanyak 200 pemuda diamankan di Mapolrestabes Bandung setelah berunjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja pada Kamis 8 Oktober 2020, yang berujung ricuh. Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya, menjelaskan para pemuda yang diamankan ini ada anak sekolah tingkat dasar, dengan motivasi turun ke jalan karena melihat informasi di media sosial.

Brutal! Pengendara Mobil SUV Ini Tabrak Anak SD dan Orang Tua di China

"Ya, itu mengikuti dari medsos, jadi dia melihat dari medsos kemudian mereka ikut-ikutan. Kita kan hanya melakukan pembinaan lagi saja," ujar Kapolrestabes di Bandung, Jawa Barat, Jumat 9 Oktober 2020.

Baca juga: Tolak UU Cipta Kerja, 3.907 Pendemo Seluruh Indonesia Ditangkap

Evaluasi Pelaksanan Pemilu 2024, DPR Mau Bikin Omnibus Paket Politik

Dengan demikian, Mapolrestabes memutuskan pembinaan kepada pelajar dan mengharuskan didatangi orang tua jika akan pulang. "Kita kan hanya melakukan pembinaan lagi saja," terangnya.

"Mahasiswa ada, pelajar ada, SD ada dan pengangguran juga ada maksudnya tidak punya pekerjaan," kata Kombes Ulung.

Sebelumnya, Polrestabes Bandung mengamankan 200 orang dari massa aksi penolakan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law Cipta Kerja  di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, Kamis, 8 Oktober 2020. Kapolrestabes Bandung Kombes Polisi Ulung Sampurna Jaya menjelaskan, 200 orang ini wajib menjalani pemeriksaan rapid test untuk pelacakan penularan virus Corona (COVID-19).

"Hari ini yang diamankan sebanyak 200 orang semalam. Semuanya sudah dilakukan pemeriksaan kemudian kita lakukan pembinaan kepada mereka, kemudian sebelumnya kita tes rapid dengan hasil nonreaktif keseluruhannya," katanya.

Kericuhan kembali terjadi saat massa menggelar unjuk rasa menolak Undang-undang Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Jawa Barat, di Bandung, Kamis, 8 Oktober 2020. Pembubaran dilakukan polisi dengan menyemprotkan air menggunakan water cannon dan menembakkan gas air mata.

Sebelum pembubaran terjadi, petugas melalui pengeras suara meminta massa untuk membubarkan diri karena waktu yang disepakati telah habis. Namun, massa masih bertahan dan tidak mengindahkan imbauan tersebut. (ren)

Ratusan Buruh Bekasi Gelar Aksi, Tuntut Kenaikan Upah hingga 10 Persen
Calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 1 Suswono

Ikatan Santri DKI Lakukan Aksi Demo pada Ucapan Suswono: Kami Sangat Menyayangkan!

Afthon juga menambahkan bahwa pernyataan Suswono tidak hanya melukai umat Islam, tetapi juga merusak citra pemimpin yang seharusnya menjadi panutan masyarakat. 

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024