Bentrok Demo Omnibus Law di DPRD Bandung, 200 Orang Ditangkap

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Polrestabes Bandung mengamankan 200 orang dari massa aksi penolakan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law Cipta Kerja  di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, Kamis, 8 Oktober 2020.

Terpopuler: Pemprov Jakarta Padamkan Lampu Serentak, Polisi Gerebek Markas Judi Online

Kapolrestabes Bandung Kombes Polisi Ulung Sampurna Jaya menjelaskan, 200 orang ini diwajibkan menjalani pemeriksaan rapid test untuk pelacakan penularan virus Corona COVID-19.

"Hari ini yang diamankan sebanyak 200 orang semalam. Semuanya sudah dilakukan pemeriksaan kemudian kita lakukan pembinaan kepada mereka, kemudian sebelumnya kita tes rapid dengan hasil nonreaktif keseluruhannya," ujar Ulung di Bandung, Jumat, 9 Oktober 2020.

Prabowo Bubarkan Satgas Sosialisasi UU Cipta Kerja

Baca juga: Omnibus Law Ditolak Masif di Mana-mana, Jokowi-Maruf Rapat Tertutup

Menurutnya, mereka bisa pulang dengan syarat dijemput orangtua masing-masing demi kepentingan pembinaan.

Menkum Sebut Revisi UU Ketenagakerjaan Tak Perlu Lewat Prolegnas DPR

"Orangtuanya bisa mengambil anak-anak tersebut kemudian juga dari pihak sekolah baik itu dari kampus, SMA atau SMP bisa menjemput juga. Bahkan, ada salah satu SD jadi bisa menjemput anak-anak tersebut untuk kita lakukan pembinaan kepada mereka," kata dia.

Seperti diketahui, kericuhan kembali terjadi saat massa menggelar unjuk rasa menolak Undang-undang Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Jawa Barat, di Bandung, Kamis, 8 Oktober 2020. Pembubaran dilakukan polisi dengan menyemprotkan air menggunakan water cannon dan menembakkan gas air mata.

Sebelum pembubaran terjadi, petugas melalui pengeras suara meminta massa untuk membubarkan diri karena waktu yang disepakati telah habis. Namun, massa masih bertahan dan tidak mengindahkan imbauan tersebut.

Calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 1 Suswono

Ikatan Santri DKI Lakukan Aksi Demo pada Ucapan Suswono: Kami Sangat Menyayangkan!

Afthon juga menambahkan bahwa pernyataan Suswono tidak hanya melukai umat Islam, tetapi juga merusak citra pemimpin yang seharusnya menjadi panutan masyarakat. 

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024