Mundur dari Polri, Kasat Sabhara Blitar Laporkan Kapolres ke Polda

Kepala Satuan Sabhara Blitar mundur tak tahan dimaki Kapolres
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Kepala Satuan Sabhara Kepolisian Resor Blitar, Ajun Komisaris Polisi Agus Hendro Tri Susetyo, mengundurkan diri dari keanggotaan Kepolisian RI karena merasa tertekan secara psikis. Tak hanya itu, dia juga melaporkan atasannya, Ajun Komisaris Besar Polisi Ahmad Fanani Eko Prasetya, ke SPKT Kepolisian Daerah Jawa Timur, dengan tudingan membiarkan kegiatan sabung ayam dan tambang ilegal di Kabupaten Blitar.

Anggota DPR Minta Kapolri Tak Beri Ruang ke Oknum Polisi Pembeking Pelaku Kejahatan

Agus mengatakan, pembiaran itu justru terjadi saat pandemi Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 masih menghantui. Padahal, katanya, aktivitas seperti sabung ayam yang dibiarkan menimbulkan kerumunan orang. "Namun di Blitar ini ada kegiatan-kegiatan yang justru dibiarkan. Pertambangan pasir, bebas. Sabung ayam, bebas, tidak ada teguran," katanya di Markas Polda Jatim di Surabaya, Kamis, 1 Oktober 2020.

Baca juga: Kasat Sabhara Blitar Mundur dari Polri karena Dimaki-maki Kapolres

Polri Beri Penghormatan Terakhir kepada AKP Ryanto dengan Kenaikan Pangkat Kompol Anumerta

Kepala Polres Blitar AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya membantah tudingan AKP Agus. "Kita tidak ada pembiaran. Kalau penambangnya masyarakat apa harus ditindak. Masyarakat mencari makan melalui pasir masak jadi masalah besar. Kecuali masyarakat di situ tidak melakukan kegiatan," katanya dihubungi wartawan melalui telepon genggam.

Fanani bahkan menyebut justru AKP Agus yang ingin menambang namun tidak diizinkan. "Kasat Sabhara (AKP Agus) mau nambang tapi tidak direstui, makanya dia seperti itu. Karena masyarakat membuat kegiatan itu untuk pangannya dia, bukan untuk  bisnis (karenanya dibiarkan). Anaknya mau nambang juga enggak diterima, karena arogansi dari Kasat Sabhara," katanya.

Pakar: Indonesia Masih Belum Aman dari Ancaman Terorisme

Fanani mengatakan tidak hanya kali ini saja AKP Agus tidak terima ditegur oleh atasannya di Polri. Ia menyerahkan sepenuhnya masalah itu ke Polda Jatim. "Yang jelas karena saya tegur dia tidak terima, jadi seperti itu. Ini bukan sekali ini saja. Waktu di Kediri ditegur komandannya, (AKP Agus) enggak terima. Waktu di Kota (Blitar) dia ditegur, tidak terima. Sama kejadiannya seperti ini,” katanya.

Kasus Polisi tembak Polisi di Solok Selatan

Fakta Mengejutkan Kasus Polisi Tembak Polisi di Sumatera Barat

Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar turut menembak rumah Kapolres Solok Selatan AKBP Arief Mukti, usai menghabisi nyawa Kasat Reskrim Polres Solok Selatan.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024