Kemenag: Masih Ada Ponpes yang Tak Percaya COVID-19

Santri Pondok Pesantren Gontor jalani rapid test COVID-19. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

VIVA – Kementerian Agama mencatat ada ribuan santri yang terpapar virus Corona atau COVID-19 di lingkungan pondok pesantren di berbagai daerah di Indonesia. Data Kemenag, setidaknya ada 1.400 santri yang terinfeksi COVID-19.

Gelar TWB 2024 di 8 Kota, BSI Dorong Santri UMKM Naik Kelas Genjot Inovasi

"Ada beberapa pondok pesantren, terinformasi sampai sekarang 27 pondok pesantren di 10 provinsi, dengan jumlah 1.400 santri terinformasi positif COVID-19. Ini adalah bagian bentuk dari keprihatinan kami, juga kami akan memberikan solusi di dalam penanganannya," kata Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa'adi, di kantornya, Lapangan Banteng Jakarta Pusat, Kamis, 1 Oktober 2020. 

Baca Juga: Klaster COVID-19 Pesantren di Kuningan, 46 Santri Positif Corona

Terpopuler: Santri di Boyolali Dibakar Hidup-hidup, Kompol Syarifah Dimutasi

Dia menjelaskan, santri yang terkena COVID-19 itu kebanyakan di pondok pesantren yang ada di Pulau Jawa. Posisi pertama ada Jawa Timur dengan jumlah kasus tertinggi. Namun, ia tak menyebut angka kasus di Jatim.

"Itu ranking pertama Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, dan selebihnya tersebar di 7 provinsi lainnya. Total semuanya ada di 10 provinsi," ujarnya. 

Pria Pembakar Santri di Boyolali Jadi Tersangka, Terancam 15 Tahun Penjara

Namun, ia merasa bersyukur santri yang terkena wabah COVID-19 ini kebanyakan sudah sembuh. Kata dia, lebih dari 900 santri sudah sembuh.

"Alhamdulillah dari jumlah yang tadi saya sebutkan, lebih dari 900 lebih yang sembuh, sisanya masih dalam perawatan, dan terkonfirmasi satu yang meninggal dunia," tuturnya. 

Maka itu, Zainut mendoakan bagi santri dan kiai yang meninggal karena COVID-19.

"Kita sangat memperhatikan yang sangat dalam, mereka semuanya meninggal dalam keadaan husnul khotimah dan semoga ibadahnya diterima amal ibadahnya dan dilipatgandakan dan dimasukkan dalam surganya Allah," kata dia. 

Terkait ini, Kemenag juga terus melakukan koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan untuk menangani masalah klaster di pondok pesantren. 

Ia juga sudah menyampaikan langkah-langkah yang nanti bentuknya terkoordinasi antara Kemenag, Kemenkes, dan Gugus Tugas COVID-19. Lalu, juga dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kemudian, juga melibatkan ponpes dan ormas Islam. 

"Agar masalah COVID-19 di ponpes bisa dilakukan dengan baik. Ada satu informasi ponpes yang masih menolak untuk dilakukan rapid, misalnya ada ponpes yang tak percaya COVID-19 ada, tidak percaya COVID-19. Perlu adanya pemahaman kepada masyarakat ponpes bahwa COVID-19 ini sebuah penyakit berbahaya begitu," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya