Puisi Mao Zedong untuk Tokoh PKI Aidit Usai Ditangkap
- buku "G 30 S Fakta atau Rekayasa" karya Julius Pour.
VIVA – Tak dipungkiri jika tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI), Dipa Nusantara Aidit punya hubungan dengan Mao Zedong, bapak pendiri negara Republik Rakyat Tiongkok. Bahkan saat Mao menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Tiongkok, DN Aidit beberapa kali berkunjung. Saking dekatnya, Mao bahkan menciptakan puisi untuk Aidit.
Ya, Mao Zedong memang juga dikenal sebagai seorang filsuf. Dan saat tahu rekannya itu tertangkap menyusul tragedi G30S/PKI, Mao menciptakan puisi untuk Aidit. Saat itu, Aidit berhasil ditangkap pihak militer di bawah komando Soeharto menyusul kegagalan kudeta yang coba dilancarkan PKI.
Lantunan bait syahdu Mao Zedong untuk Aidit ini juga dibeberkan Taomo Zhou dalam bukunya 'Migration in the Time of Revolution China, Indonesia and the Cold War'. Buku dari hasil disertasi sejarawan Taomo Zhou ini memang mengungkap banyak fakta yang bersumber dari arsip penting Partai Komunis Tiongkok.
Baca juga: Arsip Sejarah di Beijing Beberkan Bukti Kudeta Aidit dan PKI
Beberapa catatan menarik dari buku ini diantaranya percakapan lengkap DN Aidit dengan Mao Zedong terkait rencananya melakukan kudeta di Indonesia. Begitu juga dengan sikap Mao Zedong terkait dengan pergerakan PKI di Indonesia yang memang mendukung meski tidak langsung.
Berikut petikan lengkap dari puisi Mao untuk DN Aidit:
Ranting-ranting tipis berdiri di depan jendela ku di musim dingin
Tersenyum mendahului mekarnya berbagai kembang
Sayang wajah girang tak berumur panjang
Malahan gugur menjelang musim semi datang
Yang akan gugur, gugurlah pasti
Gerangan haruskah itu mengesalkan hati?
Pada waktunya bunga mekar dan gugur sendiri
Wanginya tersimpan menanti tahun depan lagi