5 Fakta Gatot Nurmatyo Diadang Dandim Masuk TMP Kalibata
- Istimewa
VIVA – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo bersama beberapa jenderal purnawirawan melakukan ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu siang 30 September 2020. Tujuan Gatot ziarah dalam rangka memperingati G30S/PKI.
Namun, aksi Gatot Cs ini mendapat pengadangan oleh  Dandim 0504/Jakarta Selatan Kolonel Inf Ucu Yustiana. Berikut 5 fakta peristiwa yang berakhir ricuh itu:
Baca juga:Â Detik-detik Gatot dan Jenderal TNI Dihadang Dandim di TMP Kalibata
1. Gatot diadang
Gatot dihadang masuk oleh Kolenel Ucu lantaran membawa banyak massa ke dalam Taman Makam Pahlawan. Ucu meminta Gatot untuk tidak membawa semua massa, dan hanya diperbolehkan masuk 30 orang saja secara bergantian.
Sempat ada adu argumen antara Gatot dan Ucu, namun akhirnya Gatot menyetujui permintaan Ucu dan tetap masuk ke dalam dengan pengawalan.
“Ini di makam pahlawan ya. Anda punya Sapta Marga, sumpah prajurit. Anda bertanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kami purnawirawan akan menghormati para pahlawan yang jadi korban G30S/PKI," kata Gatot ke Ucu.
2. Dijaga polisi dan TNI
Aksi tabur bunga Gatot dan para jenderal purnawiran TNI itu mendapat kawalan ketat dari anggota TNI dan Polri. Puluhan polisi terlihat berjagajaga di depan pintu masuk Taman Makam Pahlawan. Pengamanan ziarah dna tabur bunga Gatot cs ini juga membawa sejumlah massa dari beberapa organisasi masyarakat.
3. Ricuh
Pasca ziarah dan tabur bunga, Gatot Cs langsung pulang menaiki mobil. Namun setelah itu ada kericuhan antara massa Ormas yang datang bersama Gatot dengan sejumlah mahasiswa.
Ormas yang ikut dalam kegiatan tabur bunga di antaranya Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan (FKPPI), Bang Japar dan lainnya.
Anggota Ormas marah dan kesal lantaran mahasiswa yang berdemo di depan TMP Kalibata tidak dibubarkan polisi, tetapi aksi tabur bunga dan ziarah dijaga dan dihadang.
Akhirnya, mobil yang membawa alat peraga aksi mahasiswa tersebut diserang dan dilempari batu oleh ormas tersebut. Aksi kejar-kejaranpun terjadi hingga akhinya mobil tersebut tancap gas dari kerumuman massa.
4. Polisi bantah
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budi Sartono menyebut tak ada bentrokan akibat peristiwa tersebut.
"Nggak ada bentrok. Untuk mencegah bentrokan, pasukan pengamanan gabungan TNI dan Polri membubarkan kelompok yang datang dan purnawirawan yang telah melaksanakan tabur bunga kembali ke kediaman masing-masing," kata Budi kepada awak media.
5. KAMI membela
Ketua Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Ahmad Yani, menjelaskan aksi dari para anak muda tanggung, yang melakukan orasi di luar kompleks TMP Kalibata saat acara tabur bunga berlangsung merupakan massa yang diduga bayaran.
"Memang ada kejadian dari sekelompok anak muda atau anak tanggung, yang saya juga tidak tahu apakah mereka mengatasnamakan mahasiswa atau apa. Mereka tiba-tiba datang dan langsung orasi," kata Yani saat dihubungi VIVA.
Yani menjelaskan, acara ini sebenarnya adalah acara para purnawirawan yang tergabung dalam Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara (PPKN), dalam rangka memperingati korban G30 S/PKI. "Memang mereka mengundang Pak Gatot sebagai Purnawirawan. Kemudian dan ada juga saya, Habib Muchsin Alatas, dan kawan-kawan lainnya yang datang mewakili KAMI," ujarnya.
Yani mengaku bahwa sebenarnya sudah ada pihak yang telah melakukan penolakan terhadap acara tabur bunga tersebut, yakni dari Dandim (Komandan Kodim) Jakarta Selatan. Namun, penolakan pihak Dandim Jaksel itu lebih mengarah kepada soal protokol COVID-19. (ren)