Cucu-cucu Pahlawan Revolusi dan Elite PKI Bicara soal Sejarah
- bbc
Riri mengatakan ia baru mengalami pemulihan pada usia 20-an tahun melalui pemahamannya akan agama Kristen yang dianutnya.
"[Pemulihan] nggak bisa lepas dari Tuhan karena ini masalah dibunuh secara biadab, dibuang ke Lubang Buaya. Ini bukan hal yang bisa dilupakan begitu saja kecuali kita bisa dekat dengan Tuhan," katanya.
Komunitas agama, kata Riri, mengajarkannya soal pengampunan pada mereka yang membunuh ayahnya.
"Dari pihak keluarga, kami pasti mengampuni, memberkati, tapi bukan artinya perbuatan [pembunuhan] itu dibenarkan.
"Ini kan [perbuatan] PKI, komunis.. bukan berarti azas-azas itu diterima," ujarnya.
`Saya tapol termuda`
Luka masa lalu juga diceritakan Poppy Anasari, anak Murad Aidit.
Ia bercerita tujuh hari setelah ia dilahirkan, ia turut diboyong ke penjara bersama ibunya, Nurtjahja Murad.
Ibunya sendiri, kata Poppy tak aktif berpolitik. Tapi dia juga ditangkap karena, seperti ayahnya, bersekolah di Rusia dengan dana dari DN Aidit.
"Saya tapol termuda, dibawa ke penjara karena mama saya dibawa juga. Saya nyusu di sana sampai 40 hari."
Hingga usia remaja, Poppy diurus oleh keluarganya yang lain karena ayah dan ibunya masih dalam penjara.
Pada usia 15 tahun, ia baru bertemu dengan ayah dan ibunya, yang mula-mulanya diperkenalkan sebagai paman dan bibinya.
"Kalau ditanya, hati kecil itu saya kesal karena saya dipisahkan dari ibu dan bapak kandung saya. Harusnya saya hidup dengan mereka.
"Kebersamaan itu direnggut. Siapa bisa ganti kerugian spiritual, material? Nggak ada yang bisa ganti kasih sayang yang terhapuskan," ujarnya.
Meski ia masih berharap pelurusan sejarah `65 dapat dilakukan, secara pribadi, Poppy mengatakan dia tidak lagi memiliki konflik dengan mereka yang dulunya dianggap berseberangan.
"Saya dengan keluarga Jendral Ahmad Yani, AH Nasution, baik sekali. Kita di organisasi FSAB (Forum Silaturahmi Anak Bangsa) memang berhenti mewarisi konflik dan nggak buat konflik baru," ujarnya.