COVID-19 Renggut Nyawa 127 Dokter, 9 Dokter Gigi dan 92 Perawat
- ANTARA FOTO/Fauzan
VIVA – Hingga hari ini, Selasa, 29 September 2020, terdapat 127 dokter, 9 dokter gigi (6 dokter gigi umum, 3 dokter gigi spesialis), dan 92 perawat, meninggal dunia akibat COVID-19. Hal itu berdasarkan laporan dari Tim Mitigasi PB IDI dan Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Baca Juga:Â Menkes Terawan Trending Gara-gara Kursi Kosong
Dari 127 dokter yang wafat, terdiri dari 66 dokter umum dengan 4 di antaranya merupakan guru besar, 59 dokter spesialis dengan 4 di antaranya adalah guru besar, serta 2 orang residen. Keseluruhan dokter berasal dari 18 IDI Wilayah (provinsi) dan 61 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).
Secara lengkap, data yang meninggal berdasarkan data provinsi sebagai berikut:Â
- Jawa Timur 31 dokterÂ
- Sumatra Utara 21 dokterÂ
- DKI Jakarta 17 dokterÂ
- Jawa Barat 11 dokterÂ
- Jawa Tengah 9 dokterÂ
- Sulawesi Selatan 6 dokterÂ
- Bali 5 dokterÂ
- Sumatra Selatan 4 dokterÂ
- Kalimantan Selatan 4 dokterÂ
- Aceh 4 dokter
- Kalimantan Timur 3 dokterÂ
- Riau 3 dokterÂ
- Kepulauan Riau 2 dokterÂ
- DI Yogyakarta 2 dokterÂ
- Nusa Tenggara Barat 2 dokterÂ
- Sulawesi Utara 1 dokterÂ
- Banten 1 dokter
- Papua Barat 1 dokter
Ketua Tim Protokol dari Tim Mitigasi IDI DR dr Eka Ginandjar, SpPD-KKV, menyebut angka yang tinggi ini dikarenakan sebagian besar masyarakat tidak memahami pelaksanaan aturan adaptasi kehidupan baru dan masih banyak yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Munculnya klaster-klaster baru di setiap area dan bidang saat ini diminta patut untuk diwaspadai.
"Penggunaan masker yang baik dan benar sangat penting dalam upaya memutus rantai penularan COVID-19, termasuk menjaga diri kita dan orang lain yang kita sayangi dari tertular COVID-19, maka langkah 3M harus dilaksanakan," kata Eka.
Sementara itu, para dokter gigi yang meninggal rata-rata tertular pada saat memberikan pelayanan kesehatan gigi kepada pasien. Di mana mereka tertular dari pasien dengan COVID-19 tanpa gejala, dan ada yang tertular sedang bertugas di rumah sakit umum, rumah sakit khusus gigi dan mulut, puskesmas, serta klinik tempat berpraktik.
Selain dokter dan dokter gigi, jumlah perawat yang meninggal akibat COVID-19 juga meningkat (92 perawat meninggal dunia akibat COVID-19). Kemudian ditambah ribuan dalam status terinfeksi dan sedang diisolasi.
"Pelaksanaan 3M ini harus dilaksanakan secara masif oleh semua orang tanpa kecuali. Dengan demikian penyebaran COVID-19 ini dapat dikendalikan dengan baik, sehingga dapat menekan jumlah korban dan collateral damage yang ditimbulkan terutama di bidang ekonomi, sosial dan politik tidak menjadi lebih berat," ujar Eka. (ase)