Waketum MUI Anjurkan Umat Nonton Film G30S/PKI
- republika
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi menganjurkan seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia menyaksikan film Pengkhianatan G30S/PKI. Hal ini supaya seluruh bangsa Indonesia paham dan mengerti bagaimana kebiadaban dan kezaliman yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1948 dan 1965.
"Hal ini sangat penting agar seluruh bangsa Indonesia memahami sejarah bangsanya di masa yang lalu, karena sebuah bangsa yang tak paham akan sejarahnya maka bangsa tersebut akan mengalami disorientasi dan kegelapan akan masa depannya," kata Kiai Muhyiddin kepada Republika.co.id, Jumat (25/9).
Ia mengatakan, bangsa yang besar dan berdaulat adalah bangsa yang menghargai dan menjaga sejarah negaranya. Sejarah sebuah bangsa adalah cermin dari identitas kepribadian bangsa dan rakyatnya.
Ia menyampaikan, sisi positif dan negatif terekam dengan jelas secara faktual. Generasi muda harus mengerti dan paham betul sejarah bangsanya agar mereka tidak kehilangan jati diri di tengah pergulatan dunia yang semakin dahsyat.
"PKI telah beberapa kali melakukan pengkhianatan terhadap pemerintah dan bangsa Indonesia terutama umat Islam yang punya andil besar terhadap NKRI," ujarnya.
Kiai Muhyiddin mengatakan, komunis adalah paham anti-agama dan anti-Pancasila. Sila utama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, sila inilah yang menjiwai semua sila yang ada dalam Pancasila.
Kebiadaban komunis telah berulang kali dilakukan dan mereka punya dendam kesumat terhadap umat Islam. Partai berhaluan komunis bisa hilang dan dilarang, tapi ideologinya masih tetap hidup.
"Kini banyak kader komunis menyusup ke berbagai ormas dan organisasi sosial politik skala nasional dan sudah berani menampakan jati dirinya sebagai generasi penerus komunis," ujarnya.
Ia mengingatkan, umat Islam dituntut terus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkina revival of PKI atau gaya baru PKI dengan slogan dan jargon pro rakyat tertindas dan lain sebagainya. Mereka sudah piawai dalam merakit rekayasa kebencian terhadap tokoh agama dan tokoh masyarakat.