Wali Kota Ungkap Warganya Senang Depok Zona Oranye tapi Jadi Lengah
- VIVA/Zahrul Darmawan
VIVA – Jumlah kasus penyebaran COVID-19 di Kota Depok, Jawa Barat, kian bertambah setiap hari. Angka kasus positif sampai dengan periode 24 September 2020 telah mencapai 3.545 orang, sembuh 2.485 orang, dan meninggal dunia 121 orang.
Sedangkan pada periode 23 September, kasus positif 3.513 orang, sembuh 2.458 orang, dan meninggal dunia 118 orang. Itu artinya terjadi penambahan kasus positif sebanyak 32 orang, sembuh 27 orang, dan meninggal dunia tiga orang, dalam sehari.
Sang Wali Kota Mohammad Idris mengimbau masyarakat tidak berpikir pragmatis. "Maksud saya, kita menghadapi pandemi ini, di satu sisi jangan sampai kita panik, terlalu resah, sehingga kita pesimis,” katanya saat ditemui di Balai Kota, Jumat 25 September 2020.
Baca: Pemerintah Siapkan Paspor Kesehatan Terkait COVID-19
Pemikiran itu berbahaya karena akan berdampak buruk pada ketahanan tubuh. Namun, di sisi lain masyarakat tidak boleh lengah, misalnya, ketika Depok berstatus zona oranye corona dari sebelumnya zona merah yang berarti kasus penularan sedang tinggi.
“Sebagian ada yang merasa gembira, bahagia, tapi lengah--ini salah. Nah, itu kami ingatkan: menghadapi pandemi ini kita harus tetap waspada tapi jangan menakutkan diri sehingga kita lemah," ujarnya.
Mengenai banyaknya jumlah kasus COVID-19, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi penanganan. Misalnya, penambahan fasilitas isolasi rawat di RSUD sehingga sekarang menjadi 147 tempat tidur.
Fasilitas ICU juga akan ditambah enam unit dalam pekan ini. Begitu pula dengan fasilitas penginapan untuk karantina pasien dengan gejala ringan. Pemerintah Depok telah bekerja sama dengan Universitas Indonesia untuk memanfaatkan Wisma Makara UI yang memiliki 60 ruangan dan 150 tempat tidur. (ren)