Sejarah Gatot Jadi Panglima TNI, Sempat 3 Kali Tolak Permintaan Jokowi
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI (purn) Gatot Nurmantyo mengaku pernah menolak permintaan Presiden Joko Widodo yang ingin mengangkatnya menjadi Panglima TNI. Hal itu dia ungkapkan dalam wawancara khusus bersama tvOne Kamis petang kemarin.
Gatot menceritakan lagi bagaimana proses dia terpilih menjadi orang nomor satu di TNI itu. "Saya tiga kali sampaikan ke Pak Jokowi jangan pak (jadi Panglima TNI). Belum pas untuk jadi Panglima. Bahkan saya menyarankan sebaiknya yang jadi Panglima TNI itu Marsekal Agus, KSAU waktu itu," ucap Gatot seperti dikutip VIVA, Jumat, 25 September 2020.
Baca juga: Ternyata Ada 2 Jabatan Gatot Nurmantyo Beralih ke Jenderal TNI Hadi
Gatot menjelaskan, saat tawaran ketiga kalinya menjadi Panglima oleh Jokowi itu dia dapat dari ketua DPR saat itu Setya Novanto. Setnov ketika itu bertemu dengan Gatot di Singapura.
"Sampai yang ketiga, saya dapat info dari ketua DPR saat itu di Singapur dan kejebak, saya diajak makan oleh teman kemudian ketemu dengan Setnov dimana Setnov mengatakan bahwa saya kok tidak ke Pak Setnov untuk jadi panglima TNI. Saya katakan, saya tidak keinginan menjadi panglima TNI," ucap dia.
Namun lantaran banyak pihak yang menginginkan Gatot menjadi Panglima, akhirnya dia luluh. Dia punya syarat. Jika dilantik menjadi Panglima maka ada posisi KSAD baru yang menggantikan dirinya, hal itu sesuai dengan prosedur yang ada.
"Saya diangkat, kemudian kapan saya harus turun itu tergantung presiden. Jadi tidak ada ketentuannya. Saya diangkat hari ini, besok diberhentikan presiDen itu boleh, itu hak preogratif presiden, kapan pun boleh sebelum pensiun juga boleh," ucap dia.
Dikutip beberapa sumber, Gatot merupakan mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia dari 2015 hingga 2017. Sebelumnya, Gatot merupakan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30 yang mulai menjabat sejak tanggal 25 Juli 2014 setelah ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Jenderal TNI Budiman.
Ia sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggantikan Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir. Pada bulan Juni 2015, ia diajukan oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon Panglima TNI, menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa purna baktinya