Andi Arief Singgung Pidato Jokowi yang Minta PBB Berbenah
- Biro Pers Sekretariat Presiden
VIVA – Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Andi Arief ikut menyinggung pidato Presiden Joko Widodo dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu pagi kemarin 23 September 2020.
Ia menyoroti pernyataan Presiden, yang meminta PBB diusai yang ke-75 ini untuk berbenah. Baginya, kurang pas permintaan tersebut, sementara Indonesia sendiri masih mengalami kesulitan-kesulitan.
“Kurang pas kalau sebuah negara sedang kena pandemi hebat dan resesi ekonomi meminta PBB berbenah. Kecuali pandemi hebat dan resesi itu ada faktor PBB,” kata Andi dikutip VIVA dari akun twitternya @AndiArief_ Kamis 24 September 2020.
Baca juga: Pertama Kali, Ini Pidato Lengkap Jokowi di Sidang PBB
Menurut dia, dalam situasi pandemi COVID-19 yang dihadapi Indonesia terutama, sebaiknya pemerintah jujur. Bahwa kita mengalami kesulitan mengatasinya.
“Kalau kita sedang susah, jelaskan saja. Sikap protes dan marah dalam pidato gak akan menutupi pupil mata kekhawatiran,” tambahnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato perdananya di Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Rabu, 23 September 2020 pagi. Selama ini, Presiden Jokowi kerap diwakili Wakil Presiden 2014-2019, Jusuf Kalla menghadiri sidang PBB.
Dalam pidato pertamanya ini, Kepala Negara memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia. Meskipun, sesekali menggunakan bahasa Inggris untuk penekanan. Berbagai topik dibahas dalam kesempatan tersebut, terutama pandemi COVID-19 yang melanda dunia saat ini. Jokowi meminta agar semua negara mendapatkan akses setara untuk mendapatkan vaksin yang aman dan harga terjangkau.
Berikut sebagian kutipan pidato Presiden Jokowi yang dikritik Andi Arief:
Yang Mulia
Melihat situasi dunia saat ini, ijinkan saya menyampaikan beberapa pemikiran:
Pertama, PBB harus senantiasa berbenah diri melakukan reformasi, revitalisasi dan efisiensi. PBB harus dapat membuktikan bahwa multilateralism delivers termasuk pada saat terjadinya krisis.
PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global. Dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus memperkuat PBB agar PBB tetap relevan dan semakin kontributif sejalan dengan tantangan zaman.
PBB bukanlah sekedar sebuah gedung di kota New York tapi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan bagi generasi penerus.
Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB dan multilateralisme. Multilateralisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan.