Dua Warga Sukabumi yang Hanyut akibat Banjir Bandang Ditemukan Tewas
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, melaporkan dua warga yang diterjang banjir bandang akhirnya ditemukan meninggal, Selasa pagi tadi. Satu warga lainnya masih dalam proses pencarian tim gabungan.
Data yang dilaporkan BPBD setempat masih terus dinamis. Tim gabungan juga masih terus melakukan pendataan. Data sementara menyebutkan 299 kepala keluarga (KK) terdampak, 210 jiwa mengungsi, dan 20 orang luka-luka.
"Mereka yang mengalami luka-luka sudah dirujuk ke rumah sakit," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati di Jakarta, Selasa, 22 September 2020.
Baca Juga: Banjir Bandang Sukabumi Menghantam 5 Desa dan Ratusan Rumah
Dia menjelaskan, Pemkab Sukabumi masih terus melakukan upaya penanganan darurat. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Sukabumi bersama tim gabungan saat ini masih terus melakukan pencarian korban hilang.
Pun, tim gabungan bersama masyarakat bergotong royong membersihkan sisa lumpur akibat banjir bandang. "Alat berat telah diturunkan guna melakukan pencarian korban dan membersihkan material lumpur," ujarnya.
TRC BPBD Sukabumi mencatat wilayah yang terdampak di Kabupaten Sukabumi yaitu di Kecamatan Cicurug, Parung Kuda, dan Cidahu. Lima desa yang terdampak di Kecamatan Cicurug antara lain Desa Pasawahan (Kampung Cibuntu), Desa Cisaat (Kampung Cipari), Desa Mekarsari (Kampung Lio dan Nyangkowek), dan Desa Bangbayang (Perum Setia Budi), Kelurahan Cicurug (Kampung Aspol).
Sementara itu, desa terdampak di Kecamatan Parung Kuda berada di Desa Langensari (Kampung Bojong Astana) dan Desa Kompa (Kampung Bantar). Pusdalops BNPB masih memonitor situasi pascabanjir bandang di tiga kecamatan terdampak.
Sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya Sungai Citarik-Cipeuncit pada Senin, 21 September 2020, pukul 17.00 WIB, memicu banjir bandang di wilayah Sukabumi. (art)