Polda Sebut Bukan Kerusuhan di Kendari, Massa Memang Rusak Fasilitas
- Istimewa
VIVA – Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tenggara, Kombes Ferry Walintukan, mengatakan bahwa tidak ada kerusuhan di wilayah Jalan MT Haryono, Kendari, Sulawesi Tenggara pada Kamis, 17 September 2020. Menurut dia, kericuhan terjadi oleh ratusan demonstran yang memang membuat resah warga.
“Bukan kerusuhan, itu demo biasa agak anarkis. Mereka mengatasnamakan generasi pemuda Tolaki. Ada sekitar 100-200 orang massa,” kata Ferry saat dikonfirmasi VIVA.
Menurut dia, mereka yang unjuk rasa tanpa surat pemberitahuan, namun tetap dikawal oleh kepolisian saat menyampaikan aspirasinya sejak pagi hari. Warga kemudian mulai merasa terganggu, sehingga dilakukan negosiasi oleh aparat kepolisian.
Baca juga: Korban Mutilasi Kalibata City Kenal Pembunuh Lewat Tinder lalu Kencan
“Mereka demo tidak ada pemberitahuan, cuma tetap kami amankan. Tuntutan mereka supaya Polda Sultra memproses kasus penghinaan terhadap beberapa orang,” ujarnya.
Kemudian, kata dia, para demonstran langsung melakukan blokir jalan tidak sampai sweeping. Selain itu, mereka melakukan perusakan terhadap fasilitas umum seperti lampu merah (traffic light) dan rambu-rambu lainnya. “Pembakaran juga cuma pembakaran ban. Sekarang situasi sudah aman,” tutur dia.
Ferry mengatakan, polisi mengamankan sekitar empat orang untuk dimintai keterangannya dalam aksi unjuk rasa yang berujung ricuh tersebut. Sebab, ada anggota polisi yang menjadi korban akibat kena lemparan batu.
“Infonya antara 4 orang atau 5 orang yang diamankan untuk didalami. Kalau terlibat kami proses, kalau tidak terlibat kami lepaskan,” kata dia. (art)