Refly Harun: Ahok Berani Ribut-ribut karena Cantolannya Jokowi

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun saat berkunjung ke kantor VIVA di Jakarta
Sumber :
  • VIVA/Dhana Kencana

VIVA – Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun angkat bicara terkait heboh Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang membongkar aib Pertamina. Bukan saja Pertamina, Ahok juga membongkar kebiasaan buruk di BUMN, mulai dari pembubaran kementerian, komisaris titipan hingga persoalan gaji direksi. 

Yayasan Kesehatan Bangun Ekosistem Layanan Berkelanjutan Lewat Digitalisasi

Menurut Refly, Ahok berani karena punya cantolan atau kaitan langsung dengan Presiden Jokowi. Ahok memang sebelumnya adalah pasangan Jokowi saat memimpin Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Kalau komisaris cantolannya hanya pejabat di bawah menteri atau menteri itu sendiri tidak kuat. Makanya orang seperti Ahok berani dia petantang-petenteng, ribut, protes dan lain sebagainya. Karena cantolannya Presiden langsung," kata Refly di akun YouTube-nya, Rabu 16 September 2020.

Toyota Hadirkan Sedan Crown Hybrid di GJAW 2024

Baca juga: Ahok Pernah Sebut Merem Aja Pertamina Untung, Begini Percakapannya

Bahkan, lanjut Refly, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga pun tak berani langsung membalikkan kritik Ahok. Ia menilai, Arya tahu berhadapan dengan siapa. Jika adu kekuatan, menurut dia, bisa-bisa Arya yang akan tersingkir.

Sinergi atau Persaingan? Pembentukan Danantara dan Posisi Kementerian BUMN di Masa Depan

"Arya Sinulingga yang biasanya boros omongan, tak berani juga langsung timpe ahok. Kenapa gitu, karena dia akan mengukur kalau adu kekuatan siapa yang akan tersingkir," kata Refly yang juga mantan Komisaris Utama PT Jasa Marga Tbk itu.

Menurutnya, begitulah kondisi di BUMN saat ini. "Itulah kalau kita lihat BUMN dalam kacamata power struggle," katanya.

Bahkan, lanjut dia, jika head to head dengan Erick Thohir pun, Ahok pun masih percaya diri. Karena cantolannya sama-sama Presiden. 

"Hanya, Ahok kan punya sejarah yang lebih panjang ketika sama-sama menjabat di kantor Gubernur DKI sebagai Wakil Gubernur dan Gubernur," tuturnya.

Dalam wawancara dengan Andy F. Noya sebelumnya, Ahok pun menjawab pertanyaan apakah benar dia langsung di-backing oleh Jokowi. Saat wawancara itu, Ahok mengaku bisa ‘galak’ di Pertamina tapi belum bisa di luar Pertamina.

"Tapi lumayan lah, mereka (orang-orang di pertamina) juga nganggap saya eksisnya kan dianggap di sampingnya ada pak Jokowi, dianggap begitu," ujar Ahok.

Ahok pun menyebut, sebagai teman Presiden Jokowi, harus saling mendukung. "Namanya ya juga temen ya saling mendukung. Aku bantu beliau (Jokowi) supaya defisit anggaran berjalan bisa dikurangi," tutup Ahok.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya