NU Kutuk Penyerangan Syekh Ali Jaber: Tindakan yang Biadab
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA – Nahdlatul Ulama mengutuk penyerangan terhadap penceramah Syekh Ali Jaber oleh seorang pemuda sewaktu sang dai berceramah di Bandar Lampung, Lampung, akhir pekan lalu. NU menekankan, tidak ada ajaran Islam yang memerintahkan atau menganjurkan bertindak seperti itu.
Aksi kekerasan yang hingga melukai lengan kanan Syekh Ali Jaber itu, menurut Ketua Umum NU Said Aqil Siroj dalam rekaman audio yang diterima VIVA pada Senin, 15 September, tidak hanya bertentangan dengan ajaran Islam. Tetapi, katanya, “tindakan yang biadab, tidak bermoral, tidak punya muruah, tidak punya rasa tanggung jawab.”
Peristiwa itu, Said menilai, pada dasarnya tidak dapat dianggap sekadar kriminalitas biasa, melainkan juga menyangkut citra bangsa Indonesia di mata dunia. Sekarang, gara-gara kejadian itu, sejumlah media internasional memberitakannya dan menyebut dengan terang terjadi di Indonesia.
“Sangat memalukan. Masyarakat Indonesia yang terkenal masyarakatnya ramah, santun, toleran, moderat, ternyata ada juga yang main tusuk. Kalau beritanya dari Timur Tengah, enggak heran; tapi, kalau dari Indonesia jadi terheran-heran,” ujarnya.
Baca: Munarman Anggap Penyerangan Syekh Ali Jaber Modus Lama Komunis
Said berpendapat, sudah semestinya pelaku dihukum berat. Namun, bentuk hukumannya merupakan ranah atau kewanangan aparat penegak hukum. “Bukan domain saya untuk mengatakan sanksinya apa.”
Syekh Ali Jaber ditikam oleh orang yang belakangan diketahui bernama A. Alpin Andrian saat sang dai berceramah di Masjid Falahudin, Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Lampung, Minggu sore, 13 September 2020.
Pelaku tinggal di Jalan Tamin, Gang Kemiri, Sukajawa, Bandar Lampung. Pemuda itu, menurut keterangan keluarganya, memiliki riwayat gangguan jiwa sejak empat tahun belakangan. Namun, belum ada keterangan resmi dari Kepolisian atas kondisi kejiwaannya.
Ali Jaber selamat meski terluka di lengan kanannya dan segera mendapatkan perawatan medis. Polisi belum memastikan motif Alpin menyerang Ali Jaber karena masih dalam proses pemeriksaan.
Menurut Kepala Satuan Reskrim Polres Kota Bandar Lampung Kompol Rezky Maulana, Alpin mengaku menusuk Syekh Ali Jaber secara spontan. Alpin, katanya, bahkan tidak tahu ada Syekh Ali Jaber meski lokasi pengajian itu dekat dengan rumahnya.
Pelaku juga berhalusinasi pernah didatangi Syekh Ali Jaber setahun lalu karena sering menyimak ceramah sang dai melalui Youtube. “Begitu mendengar dari masjid ada yang mendengar Ali Jaber, nah, enggak lama dari situ dia ke dapur ambil pisau menuju ke tempat itu. Jadi, secara spontan pada saat itu, tapi masih kita dalami nih. Sementara pengakuannya seperti itu,” ujarnya. (ren)