Munarman Anggap Penyerangan Syekh Ali Jaber Modus Lama Komunis
- tvOne
VIVA – Penceramah Syekh Ali Jaber menjadi korban penganiayaan berat saat berdakwah di Masjid Falahuddin, Bandar Lampung, Lampung, pada Minggu sore, 13 September 2020. Syekh Ali mengalami luka tusuk sedalam empat sentimeter di lengan kanannya.
Penganiayaan terhadap ulama di Indonesia bukan baru kali ini saja terjadi, kata Sekretaris Umum Front Pembela Islam Munarman, tapi sudah banyak insiden yang korbannya para ustaz maupun ulama. Namun, modusnya selalu menyebut pelaku diduga mengidap gangguan jiwa.
Menurut dia, modus yang dijalankan pelaku Alpin Adrian sama dengan aksi pelaku peristiwa-peristiwa serupa sebelumnya. “Modus pembunuhan para ustaz dan ulama ini biasa dilakukan oleh golongan komunis ekasila dan trisila. Sejarah membuktikan tahun ’48, ’65, 98, dan 2019 saat menjelang pilpres,” kata Munarman melalui keterangannya yang diterima VIVA pada Selasa, 15 September 2020.
Baca: Fakta-fakta Penusukan Syekh Ali Jaber
Ia menyebut kaum komunis memang selalu melakukan pembunuhan dengan isu dukun santet, setan desa, dan macam-macam lagi. Pelakunya juga kalau tertangkap selalu disebut orang gila. Dia menegaskan, saking seringnya peristiwa semacam itu terjadi, “Umat Islam sudah paham dengan permainan yang begini.”
Syekh Ali Jaber ditikam oleh orang yang belakangan diketahui bernama A. Alpin Andrian saat sang dai berceramah di Masjid Falahudin, Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Lampung, Minggu sore, 13 September 2020.
Pelaku tinggal di Jalan Tamin, Gang Kemiri, Sukajawa, Bandar Lampung. Pemuda itu, menurut keterangan keluarganya, memiliki riwayat gangguan jiwa sejak empat tahun belakangan. Namun, belum ada keterangan resmi dari Kepolisian atas kondisi kejiwaannya.
Ali Jaber selamat meski terluka di lengan kanannya dan segera mendapatkan perawatan medis. Polisi belum memastikan motif Alpin menyerang Ali Jaber karena masih dalam proses pemeriksaan.
Menurut Kepala Satuan Reskrim Polres Kota Bandar Lampung Kompol Rezky Maulana, Alpin mengaku menusuk Syekh Ali Jaber secara spontan. Alpin, katanya, bahkan tidak tahu ada Syekh Ali Jaber meski lokasi pengajian itu dekat dengan rumahnya.
Pelaku juga berhalusinasi pernah didatangi Syekh Ali Jaber setahun lalu karena sering menyimak ceramah sang dai melalui Youtube. “Begitu mendengar dari masjid ada yang mendengar Ali Jaber, nah, enggak lama dari situ dia ke dapur ambil pisau menuju ke tempat itu. Jadi, secara spontan pada saat itu, tapi masih kita dalami nih. Sementara pengakuannya seperti itu,” ujarnya. (ase)