Satu Tahun Wafatnya Jagoan Pesawat Terbang Indonesia BJ Habibie
- U-Report
VIVA – Hari ini Jumat 11 September 2020, genap satu tahun Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Dialah Profesor Dr Ing Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal dengan BJ Habibie. Banyak kenangan yang mengenai sosok yang satu ini.
Kenangan hingga peninggalan BJ Habibie masih kental terasa hingga saat ini. Pria kelahiran Parepare Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 ini punya sederet prestasi dan pengalaman sepanjang hidupnya. Puncaknya, saat menjabat sebagai Presiden RI ke-3.
Habibie menjadi orang nomor satu di Indonesia setelah menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 silam. Sebelum akhirnya ia digantikan Abdurrahman Wahid dalam sidang MPR hasil pemilu tahun 1999.
Baca juga:Â Akhir Kisah Pesawat Pertama RI Karya BJ Habibie, Parkir di Museum TNI
Dari sekian banyak presiden Indonesia, BJ Habibie merupakan satu-satunya presiden yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi. Ayahnya yang berasal dari Kabila, Gorontalo dan ibu asal Yogyakarta.Â
Untuk menggambarkan begitu pentingnya sosoknya BJ Habibie di Gorontalo, saat ini patung 'Sang Visioner' dengan gagah menghiasai pintu gerbang Bandar Udara Djalaluddin, Kabupaten Gorontalo.
Bahkan masyarakat Gorontalo pun sempat mengusulkan nama BJ Habibie digunakan sebagai nama universitas negeri setempat, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo yang masih digunakan saat itu.
Pendidikan dan karier BJ Habibie
BJ Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie, ahli pertanian dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo, seorang dokter spesialis mata. Marga Habibie sendiri merupakan marga asli dalam struktur sosial Pohala'a (kerajaan) di Gorontalo.
BJ Habibie pernah menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas Kristen Dago. Kemudian belajar tentang keilmuan teknik mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung sekarang Institut Teknologi Bandung) pada 1954.Â
Pada 1955–1965, Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, dan menerima gelar doktor insinyur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.Â
BJ Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada 12 Mei 1962 di Rangga Malela, Bandung. Akad nikah Habibie dan Ainun digelar secara adat dan budaya Jawa, sedangkan resepsi pernikahan digelar keesokan harinya dengan adat dan budaya Gorontalo di Hotel Preanger.Â
Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. Pada tahun 1973, ia memilih kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Soeharto. Padahal saat itu, ia bisa hidup nyaman di Jerman.
Keputusan Habibie berbuah manis. Dalam kariernya, ia menjabat posisi-posis penting mulai dari langganan menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi sampai akhirnya menjadi Presiden RI-3 menggantikan Soeharto. Habibie juga tercatat sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang pertama.Â
Namun perjalanan hidup yang gemilang dari sosok Habibie harus terhenti. BJ Habibie berpulang di umurnya yang ke 83 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan tepat di samping makam sang istri, Ainun. Hari ini setahun pas, beliau berpulang.