Uji Klinis Terapi Plasma Darah COVID-19 Dimulai
- bbc
"Perhatian utama para peneliti adalah keamanan dan efikasi (khasiat) dari terapi itu sendiri," tutur Slamet.
Uji klinik akan fokus dilakukan pada pasien dengan gejala sedang yang mengarah gawat (pneumonia dengan hipoksia) di samping pasien bergejala berat, dan tak akan diberikan untuk pencegahan.
Empat rumah sakit menyatakan sudah siap menjalankan uji klinik itu, sementara 25 lainnya juga telah menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi.
Salah satu yang menyatakan siap adalah Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, yang secara mandiri telah menjalankan terapi plasma sejak April lalu.
Menurut Ketua Tim Plasma Konvalensen, Ruswana Anwar, sejauh ini sejumlah pasien yang diberikan plasma darah, dengan digabung bentuk terapi lain, menunjukkan perbaikan kondisi.
"Kalau dia masuk kriteria sedang dan berat, 40% membaik.
"Kalau sudah kritis dengan gangguan organ, terutama gangguan jantung, irama jantung, juga sakit ginjal yang berat, biasanya secara klinis covid-nya menunjukkan perbaikan, tapi pasien meninggal juga akhirnya."