Logo BBC

Uji Klinis Terapi Plasma Darah COVID-19 Dimulai

Petugas medis memeriksa kantong berisi plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta, (18/08).-ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI/FOC.
Petugas medis memeriksa kantong berisi plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta, (18/08).-ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI/FOC.
Sumber :
  • bbc

Seorang pakar kesehatan mengatakan donor untuk terapi plasma konvalesen harus "diseleksi secara hati-hati dan diukur kadar antibodinya". Namun, teknologi untuk melakukan hal itu kini masih dikembangkan di Indonesia.

Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Tonang Dwi Aryanto, mengatakan hal itu menyusul pelaksanaan uji klinik plasma tahap dua dan tiga yang secara resmi diumumkan pemerintah, Selasa (08/09).

Ia menyebut tak semua orang yang sembuh dari virus corona memiliki kadar antibodi cukup, yang membuat mereka ideal sebagai donor.

Di sisi lain, proses pengukuran antibodi itu memerlukan teknologi yang masih dalam tahap pengembangan, sebagaimana dijelaskan peneliti Lembaga Eijkman, yang digandeng pemerintah dalam penelitian terkait manfaat plasma darah untuk pasien Covid-19.

Uji khasiat plasma darah

Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Slamet mengatakan uji klinik plasma konvalasen akan merekrut 364 pasien sebagai partisipan, dan ditargetkan selesai akhir tahun 2020.

Ia menjelaskan plasma konvalesen adalah bagian darah yang mengandung antibodi dari sejumlah orang yang sudah sembuh dari Covid-19 dan diharapkan dapat membantu penyembuhan pasien Covid-19.