Cari Artefak, Komunitas Ini Malah Temukan Tengkorak Macan Kumbang

Tengkorak diduga kepala Macan Kumbang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lucky Aditya

VIVA – Komunitas Jelajah Jejak Malang, Lulut Adi Sucipto, bersama rekannya bernama Azis, menemukan tengkorak aneh yang diduga kepala macan kumbang di Daerah Aliran Sungai (DAS) Metro, Merjosari, Kota Malang. Dilihat dari struktur tengkorak tergolong hewan jenis karnivora atau hewan predator berusia 50 tahun.

Menohok! Anies Cs Sindir Maruarar: Macan Tidur yang Dibangunkan Kalah oleh Kucing dari Lebak Bulus

"Dari struktur tulangnya, ini jelas bukan sapi. Ini tergolong hewan jenis karnivora. Kemungkinan macan kumbang," kata Lulut, Senin, 9 September 2020.

Dia bersama rekannya mencari benda-benda bersejarah di aliran sungai. Namun, ada perbedaan saat ia meraba dasar sungai karena ada tengkorak.

Lokasi Temuan Tengkorak di Ancol Terkuak, Bekas Tempat Kapal Zaman Belanda

"Saya dan teman saya menemukannya sekitar pukul 7 malam di aliran Sungai Metro waktu saya cari benda-benda bersejarah atau artefak-artefak di sungai. Kami menemukannya saat meraba-raba dasar sungai," ujar Lulut.

Baca Juga: Warga Cianjur Geger, Bayi Cantik Ada di Reruntuhan Puing Bangunan

Pemeriksaan DNA Dilakukan terhadap Tengkorak Manusia yang Ditemukan di Ancol

Lulut menemukan tengkorak itu di kedalaman satu meter dan terjepit di bawah batu besar. Tengkorak itu kemudian diserahkan ke tokoh masyarakat sekitar yakni Luhtfi Jayadi Kurniawan. Selanjutnya diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur untuk diamankan sebagai bahan penelitian. 

BKSDA Jawa Timur pada Senin siang, telah melakukan serah terima dari warga untuk tengkorak kepala diduga macan kumbang (Panthera pardus melas). Hasil pengukuran tim BKSDA, berat dari tengkorak ini 0,8 kilogram. 

Berikutnya mereka akan mengirim tengkorak ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor, Jawa Barat, untuk memastikan kebenaran tengkorak dari keluarga kucing besar. 

"Kami akan kirimkan ke LIPI. Di sana akan dilakukan uji laboratorium. Akan dilakukan tes Deoxyribo Nucleic Acid (DNA). Jika benar (jenis kucing besar) kami akan komunikasikan dengan atasan. Yang jelas ini bermanfaat untuk penelitian lebih lanjut," ujar Kepala Seksi (Kasi) Konservasi Wilayah IV BBKSDA Jatim, Mamat Ruhimat.

Secara kasat mata, tengkorak ini memang diduga berasal dari keluarga kucing besar. Bisa harimau jawa yang telah dinyatakan punah oleh beberapa lembaga bisa juga macan kumbang atau macan tutul jawa yang keberadaannya dilindungi karena terancam punah. Apalagi aliran Sungai Metro hulunya berada di Gunung Kawi yang masih dipenuhi hutan. 

"Pada kesempatan ini kami hanya menduga bahwa ini dari jenis kucing besar. Jenis kucing besar itu termasuk harimau, macan tutul dan lain-lain. Untuk hasilnya nanti masih menunggu uji labolatorium, kira-kira satu bulan," tutur Mamat. 

Mamat sendiri menerangkan bahwa di Malang beberapa kali ditemukan jejak-jejak macan tutul maupun macan kumbang. 

Macan tutul masih bisa dijumpai di kawasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sementara untuk macan kumbang jejaknya pernah ditemukan di Pulau Sempu. Di sana mereka memasang 8 kamera pengintai.

"Pulau Sempu masih ditemukan macan kumbang. Di Sempu kami sudah memasang sebanyak 8 titik kamera trap. Di sana memang habitatnya," kata Mamat. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya