Kasus COVID-19 Meningkat, Seluruh Wilayah Banten Diberlakukan PSBB
- VIVA/Sherly
VIVA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diseluruh wilayahnya. Menyusul terus meningkatkan potensi penularan covid-19 di delapan kabupaten dan kota.
"Tidak ada rapat evaluasi PSBB tahap 10 atau perpanjangan PSBB ke sembilan di Banten. PSBB segera diperpanjang dan sekarang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di Provinsi Banten," kata Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH), dalam siaran pers resminya, Minggu, 6 September 2020.
Baca:Â Zona Merah COVID-19 di Kota Tangerang Melonjak Tiga Kali Lipat
Menurut WH, pemberlakukan PSBB di seluruh Provinsi Banten akan berlangsung mulai Senin, 7 September 2020. Pemberlakuan ini berdasarkan laporan Dinas Kesehatan (Dinkes), zona risiko di setiap kabupaten dan kota di Banten cenderung meningkat.
Salah satu penyebabnya menurut WH, karena semakin tingginya mobilitas masyarakat dan kurang patuhnya warga akan protokol kesehatan COVID-19.
Sebelumnya, PSBB hanya berlaku di wilayah Tangerang Raya, yakni Kota Tangsel, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Namun kini, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang dan Kota Cilegon juga menerapkan PSBB.
"Adanya kelonggaran akan banyak pelanggaran. Mobilitas warga yang tidak terkontrol di daerah lain berefek pada wilayah lainnya. Dan saat ini banyak terjadi di Banten, hingga kembali masuk ke zona risiko tinggi," terangnya.
Menurut Kadinkes Banten, Ati Pramudji Astuti, selama pemberlakukan PSBB ke-9 dan 10 di Tangerang Raya, telah terjadi penurunan kesadaran masyarakat untuk menjaga protokol kesehatan COVID-19.Â
Selain itu, pihaknya mengklaim kalau Pemprov Banten semakin menggiatkan pemeriksaan masyarakat yang diduga terpapar COVID-19.
"Intensitas skrinning COVID-19 meningkat di delapan kabupaten kota Provinsi Banten. Telah terjadi penurunan disiplin kesadaran masyarakat terhadap wabah COVID-19, mobilitas masyarakat juga sudah tidak terkendali, serta belum optimalnya pelaksanaan protokol kesehatan. Sehingga, faktor-faktor tersebut menyebabkan adanya peningkatan kasus," kata Kadinkes Banten, Ati Pramudji Astuti.