Anak Pramono Tanpa Lawan di Pilkada Kediri, PDIP Anggap karena Wibawa
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Hanindhito Himawan Pramono, anak Sekretaris Kabinet Pramono Anung, diusung sebagai calon bupati Kediri oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dia dipasangkan dengan Dewi Mariya Ulfa, ketua Fatayat NU Kabupaten Kediri, sebagai calon wakil bupati.
Pasangan Hanindhito-Dewi diprakirakan tanpa lawan di pilkada Kediri karena sejauh ini tidak ada figur lain yang muncul sebagai kandidat pesaing. Mereka bahkan didukung mayoritas partai di DPRD Kediri dengan jumlah kursi 44 dari total 50 kursi. Ke-44 kursi itu gabungan dari PDIP, PKB, PAN, Partai Golkar, Partai Gerindra, dan Partai Nasdem.
Jika memang Hanindhito-Dewi tanpa lawan, pasangan calon itu akan bersaing dengan kotak kosong dalam pemungutan suara kelak. Artinya, di bilik-bilik pemungutan suara kelak disediakan dua kotak suara, yakni satu kotak untuk Hanindhito-Dewi dan yang lain tanpa nama pasangan calon.
Baca: Selain Putra Jokowi, PDIP Juga Usung Putra Seskab Pramono di Pilkada
PDIP mengklaim pada dasarnya tidak berharap situasi seperti itu. Tetapi, jika kondisinya memang begitu, semua pihak harus menghormatinya.
“Hukum positif kita, yang mengatur tentang pilkada, mengatur tentang mekanisme calon, tentang satu pasangan calon yang melawan bumbungan kosong itu sendiri," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Ahmad Basarah, Jumat, 4 September 2020.
Realitas politik di Kabupaten Kediri, katanya, dianggap berkah dari wibawa PDIP yang cukup besar. PDIP dianggap memiliki basis dukungan yang kuat di Kabupaten Kediri, sehingga partai lain turut bergabung memberikan rekomendasi untuk Hanindhito-Dewi.
Kemudian, wibawa seorang Pramono Anung dianggap juga tidak kalah penting. Sebagai tokoh politik nasional, Pramono dianggap memiliki kedekatan dengan petinggi-petinggi partai di Jakarta. Maka muncul solidaritas para ketua umum partai untuk menjatuhkan pilihan mengusung putra Pramono Anung di Pilkada Kediri.
"Karena wibawa partai dan wibawa Pak Pramono yang cukup besar—kita ketahui sebagai seskab dua periode, mantan sekjen PDIP—tentu relasi Pak Pramono dengan para ketua parpol di Jakarta cukup baik, dan kemudian muncul solidaritas di antara para pimpinan partai tingkat nasional, kepada Pak Pramono dan Bu Mega dan PDIP," ujar Basarah.
Basarah menyebut PDIP menganggap situasi itu sebagai realitas politik yang harus tetap dijalankan. Pasangan calon melawan kotak kosong telah diatur oleh undang-undang. Namun, dia meminta kader PDIP harus solid memenangkan Hanindhito-Dewi. (art)