Duka Cita Erick Thohir Atas Wafatnya 100 Dokter Akibat COVID-19
- Dok. Kementerian BUMN
VIVA - Ketua Pelaksana Harian Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir, mengutarakan rasa duka citanya yang mendalam atas gugurnya 100 dokter di Tanah Air, dalam perjuangan mereka melawan wabah Corona.
Hal itu diutarakan Erick, saat menggelar rapat bersama Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
"Kita turut berduka cita yang sangat mendalam. Saya sendiri tadi malam menyampaikan bahwa kami pemerintah telah berusaha berbuat yang terbaik, walaupun mungkin tidak sempurna," kata Erick dalam telekonferensi, Kamis, 3 September 2020.
Baca juga: Kasus Pertama, Seorang Dokter di Aceh Meninggal karena Corona
Erick mengajak semua pihak melakukan introspeksi diri dalam segala tindakan di tengah pandemi COVID-19 ini, agar sama-sama bisa mematuhi protokol kesehatan demi memberikan perlindungan kepada sesama, khususnya kepada para tenaga kesehatan.
Dia menyampaikan, para pihak perlu melakukan introspeksi diri dalam rangka memberikan perlindungan bagi perawat dan dokter, yang menjadi garda terdepan melawan COVID-19. "Karena itu, kita juga sedang mendiskusikan bagaimana memperbaiki proteksi para dokter dan perawat ini," ujar Erick.
Dia berharap, pemerintah dan para stakeholder terkait lainnya bisa duduk bersama untuk mencari solusi, perihal bagaimana meningkatkan upaya proteksi bagi para tenaga medis tersebut.
Erick mengaku sangat mementingkan keterbukaan, baik dari pihak pemerintah maupun rumah sakit. Hal itu agar bisa sama-sama mendapatkan solusi untuk meng-upgrade segala hal terkait proteksi bagi para tenaga kesehatan itu.
Hal tersebut, menurut Erick, sama sekali bukan untuk mencari pihak yang salah dan benar atau bahkan saling menuduh, melainkan sebagai bahan introspeksi supaya ke depannya penanganan COVID-19 ini bisa lebih baik lagi.
"Makanya ini nanti akan kita diskusikan dulu di komite, tanpa adanya maksud untuk menghakimi soal siapa yang salah atau siapa yang benar," kata Erick.
"Tapi melalui cara inilah bagaimana kita bisa terus memperbaiki protokol, daripada proteksi dokter dan soal kesehatan itu sendiri," ujarnya.