KSAD Andika Dicap Sukses Cegah Insiden Polsek Ciracas 'Digoreng'

Pejabat baru Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen TNI Andika Perkasa melakukan prosesi pengucapan sumpah yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 22 November 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Anggota Kompolnas, Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Benny Mamoto menilai bahwa hal yang dilakukan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa terkait kasus penyerangan markas Polsek Ciracas merupakan langkah tepat.

Edward Akbar Ngeluh di Medsos Soal Anak, Kimberly Ryder Respons Menohok: Kayak Emak-emak

Diketahui Andika dengan tegas akan menghukum oknum anggotanya yang terlibat. Belum lagi Andika juga menjenguk korban langsung di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur hingga memindahkannya ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Senen, Jakarta Pusat dan menanggung seluruh biaya pengobatan korban.

Dengan hal yang dilakukannya, Benny menilai kasus ini jadi tak terus "digoreng" di media sosial hingga menimbulkan masalah yang berlarut. Tindakan Andika dirasa bisa menetralisir kasus ini.

Soal Larangan Menjual di Medsos, Ini Sikap Pelaku Usaha Rokok Elektrik Tanggapi Rancangan PP Menkes

"Ketika KSAD turun, kirim pesan ke seluruh Indonesia maka medsos tidak akan digoreng-goreng," kata Benny dalam acara diskusi Indonesia Lawyers Club di tvOne dengan tema 'Tragedi Ciracas Mengapa Terulang Kembali, Selasa 1 September 2020.

Sebagai langkah pencegahan agar kasus serupa tak terulang, Benny meminta TNI-Polri dalam suatu wilayah baik dari anggota di bawah hingga atasannya harus menjalin hubungan yang baik. Misalnya apabila ada oknum TNI-Polri yang bermasalah dengan hukum, maka sebaiknya kedua belah pihak saling bertukar informasi dan bersama-sama mengatasinya.

Yasmin Nur Minta Maaf Terkait Kegaduhan Medsos soal Data Analyst

"Ketika dapat informasi oknum itu mencoreng bisa saling mencegah," kata dia.

Kemudian langkah selanjutnya anggota di bawah bisa diedukasi soal penggunaan medsos. Sebab tak bisa dipungkiri kemajuan medsos tidak jarang menurut dia malah jadi bumerang. Insiden yang terjadi di penyerangan Mapolsek Ciracas sendiri berawal dari informasi bohong atau hoax dari Prada MI yang menyebut dikeroyok padahal mengalami kecelakaan tunggal. Informasi hoax ini lalu tersebar dengan cepat ke anggota TNI lain lewat medsos.

"Soal medsos, mereka yang tertididik harusnya memberikan edukasi bukan provokasi. Pimpinannya perlu lakukan langkah pencegahan. Misal ada grup satuan diperiksa siapa yang kira-kira provokator," katanya lagi.

Sebelumnya diberitakan, KSAD Jenderal Andika Perkasa meminta maaf terkait insiden penyerangan di Polsek Ciracas. Aksi penyerangan itu menyebabkan munculnya korban dari warga sipil dan anggota Polri. 

"TNI AD memohon maaf atas terjadinya insiden yang menyebabkan korban maupun kerusakan yang dialami oleh rekan-rekan baik dari masyarakat sipil maupun anggota Polri yang tidak tahu apa-apa," kata Andika saat jumpa pers di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Minggu, 30 Agustus 2020.

Kata dia, TNI AD pun siap mengawal agar ada tindak lanjut imbas peristiwa ini. Andika juga menyiapkan sanksi yaitu yang salah satunya para oknum TNI yang merusak mengganti rugi biaya perawatan rumah sakit maupun kerusakan-kerusakan akibat pelaku.

"Para pelaku yang merusak dan menganiaya kepada korban akan dimintai pertanggungjawaban untuk ganti rugi kerusakan dan biaya pengobatan. Kami akan cari cara agar para pelaku membayar ganti rugi," kata Andika.

Terkait itu, 12 prajurit TNI AD menjalani pemeriksaan oleh Detasemen Polisi Militer Kodam Jaya. Mereka telah dijebloskan ke tahanan militer Rutan Guntur, Jakarta. "12 orang sudah ditahan di Guntur," ujar Andika.

Baca juga: Jenazah Anak Reaktif Corona Dijemput Paksa Keluarga Pakai Sepeda Motor

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya