Cak Imin: Gus Dur Sederhana, Istana Presiden Dijadikan Istana Rakyat

PKB peringati haul Gusdur
Sumber :
  • Dok. PKB

VIVA – Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) kembali menggelar Haul Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ke-11 dengan hitungan tahun Hijriah pada Senin, 31 Agustus 2020. Haul itu dihadiri Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan sejumlah elite PKB lainnya secara virtual.

Istana Terima Surat Pengunduran Diri Sahbirin Noor Sebagai Gubernur Kalsel

Muhaimin dalam kesempatan itu memanjatkan syukur lantaran di tengah cobaan pandemi COVID-19, PKB masih bisa kembali menggelar haul Gus Dur. Kata dia, membaca sejarah figur Gus Dur punya makna penting. 

"Membaca sejarah Gus Dur sama dengan membaca sejarah bangsa. Sifat dan karakter Gus Dur harus diresapi, dihayati, diikuti dan diamalkan," kata Muhaimin, dalam keterangannya yang dikutip pada Selasa, 1 September 2020.

Hari Pertama Lapor Mas Wapres, Total Ada 55 Aduan

Baca Juga: Rudi Ramli: Gus Dur Bilang Bank Bali Mau Dikuasai Kelompok Tertentu

Politikus yang juga akrab disapa Gus Ami itu juga membaca manaqib Gus Dur dengan tiga episode. Pertama, perjalanan perjuangan Gus Dur. Kedua, perjuangan dan nilai-nilai Gus Dur. Lalu yang ketiga terkait sifat dan karakter Gus Dur. 

Bertemu BP Taskin, Apdesi Curhat Pendataan Warga Miskin Sering Tak Libatkan Pemerintah Desa

"Kita sebagai bagian dari perjuangan Gus Dur harus siap dengan mental. Karakter Gus Dur, kesederhanaan, kejuhutan, ketidakduniawian. Gus Dur tidak mengandalkan hidupnya kepada kebendaan duniawi," lanjut wakil ketua DPR RI itu.

Bagi dia, Gus Dur penuh kesabaran. Namun, bukan berarti figur Presiden ke-4 RI itu tak pernah marah. 

Dia menilai, sosok Gus Dur penuh ketelatenan dalam menempuh perjuangan yang rumit dengan upaya langkah tepat dan strategis. 

"Salah satunya kemampuan Gus Dur mendengarkan, mengikuti realitas yang ada. Gus Dur tidak pernah melawan realitas. Gus Dur sabar dengan represi sosial. Beliau justru marah kalau kita tidak memiliki kesabaran itu," ujarnya.

Dia pun menceritakan momen mengenang Gus Dur. Ia bilang figur pamannya itu tak pernah konfrontasi secara langsung. Contohnya, saat Gus Dur jadi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Saat itu, NU disindir banyak pihak karena dinilai lelet, lamban, ketinggalan zaman. Kritik itu datang salah satunya dari perguruan tinggi. Bahkan, ketika itu sejumlah tokoh NU ikut terlibat menjelek-jelekkan NU, hanya ingin dapat jabatan dari pemerintah.

"Gus Dur memahami kritik tersebut, realitasnya memang orang-orang NU jauh tertinggal. Namun, Gus Dur tidak pernah sekalipun mencaci, mengkritik. Beliau justru membuat gerakan reformulasi NU dengan mencanangkan kembali ke khitoh 1926," tutur Muhaimin. 

Dengan gerakan kembali ke khitoh, kata dia, Gus Dur mentransformasi, revitalisasi nilai-nilai baik cara berpikir maupun berbuat. 

Gus Dur pun, menurutnya, tak pernah menyepelekan fakta-fakta, realitas dengan penuh kesabaran. 

"Pernah saya berpidato dengan penuh semangat. Namun, begitu Gus Dur pidato semua diluruskan, PKB kata Gus Dur tempat orang baik-baik, juga menjadi tempat orang yang ingin menjadi baik," katanya. 

Pun, ia mengingat kelebihan lain sosok Gus Dur, yaitu dalam kepribadian. Bagi dia, Gus Dur tak pernah merasa lebih baik dari orang lain. Sangat santun kepada orang kecil dan taat kepada orangtua. 

Contoh kesederhanaan Gus Dur dengan menerima masyarakat di Istana Presiden. Saat menjabat Presiden ke-4 RI, Gus Dur memang kerap tampil sederhana dalam berpakaian termasuk saat di Istana Negara.

"Gus Dur merupakan Presiden yang menjadikan Istana Presiden yang begitu sakral menjadi Istana rakyat. Dari semua itu, Gus Dur merupakan orang yang tawadhu substantif," ujarnya. (art)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya